Lahirnya Kabupaten Mamuju Utara atau lebih dikenal dengan nama Pasangkayu tak bisa dilepaskan dari sosok Agus Ambo Djiwa. Dia merupakan figur yang memiliki peran besar dalam proses pemekaran Mamuju Utara.
Ketika pertama terbentuk, Mamuju Utara memiliki empat kecamatan, yakni Pasangkayu, Sarudu, Baras, dan Bambalamotu. Dulunya, keempat kecamatan itu masuk dalam wilayah Kabupaten Mamuju.
Ide untuk memekarkan Mamuju Utara muncul dibenak Agus saat terbit Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dia yang berasal dari Sarudu, melihat peluang bagi kampung halamannya dan tiga kecamatan lainnya untuk dimekarkan. Motivasinya agar semua potensi daerah dapat dikelola dengan lebih baik.
Saat itu, Agus juga melihat masih banyak kesenjangan pembangunan di daerahnya. Pada 2000, dia akhirnya membentuk Komite Aksi Pembangunan Kabupaten Pasangkayu. Kala itu Agus membangun komunikasi ke masyarakat guna memperoleh kepercayaan untuk memekarkan daerah.
Misinya memekarkan Mamuju Utara memang tidak mudah. Agus harus berkonsultasi serta meminta saran dari pemerintah provinsi hingga pusat. Sebab Kabupaten Mamuju tentu tidak akan mudah merelakan empat kecamatannya untuk menjadi kabupaten sendiri. Faktor kerugian secara ekonomi adalah alasan di belakangnya.
Namun hasil memang tak pernah mengkhianati perjuangan. Pada 25 Februari 2003, Mamuju Utara resmi menjadi kabupaten baru. Setelah terbentuk, Agus tak serta merta mencalonkan diri sebagai bupati.
Dalam sebuah wawancara dengan media, Agus, yang saat itu masih berusia 38 tahun, merasa belum memiliki bekal pengalaman yang cukup. Kendati demikian, ketika memutuskan berkecimpung di dunia politik, kariernya cemerlang.
Dia pernah menjabat sebagai wakil ketua DPRD dan wakil bupati. Pada 2010, Agus pun terpilih menjadi bupati. Rakyat Mamuju Utara kembali mempercayakan jabatan bupati untuknya pada 2017. Hal itu membuatnya harus mengemban amanat hingga 2021.
Selama menjabat sebagai bupati, Mamuju Utara, perlahan tapi pasti, mulai bergerak dari ketertinggalannya. Tak ada lagi desa yang tak tersentuh fasilitas jalan. Masyarakat desa pun terus dibina dan ditunjang kegiatan perekonomiannya.
Di balik semua sepak terjang Agus dalam membidani dan membangun Mamuju Utara, terdapat figur Herny Agus Ambo Djiwa, yang tak lain adalah istrinya. Herny tentu tak hanya menjadi sosok yang mengurus dan melayani, tapi juga menjadi rekan berdiskusi Agus.
Sedikit atau banyak, setiap keputusan yang diambil Agus untuk Mamuju Utara, terlahir berkat perbincangan atau diskusinya dengan Herny Agus Ambo Djiwa, istri dari Agus Ambo Djiwa. Meski terdengar klise, namun ungkapan “Di balik kesuksesan seorang pria selalu terdapat wanita yang hebat” tampaknya masih cocok disematkan untuk Agus dan Herny. (MDS01)