INIPASTI.COM – TAN (Temu Alumni Nasional) Unhas yang dirangkaikan dengan Dies Natalis Ke-60 Unhas, yang berlangsung pada 10 September 2016, menyisakan banyak cerita. Pertemuan akademisi dengan alumni dari berbagai daerah dan negara itu memunculkan banyak gagasan dan ide-ide segar untuk memajukan Unhas. Salah satu isu yang paling hangat dibicarakan adalah suksesi pemilihan Gubernur. Meskipun pemilihan Gubernur masih cukup lama, sekitar April 2018, akan tetapi animo alumni dan akademisi Unhas, soal Pilkada Gubernur sangat tinggi.
Terasa sekali alumni Unhas tidak ingin kehilangan kesempatan untuk tetap mengisi kursi Gubernur dari alumni Unhas. “Alumni Unhas sudah pantas memimpin di Sulsel. Syahrul Yasin Limpo sudah membuktikan itu. Kita semua harus berkejasama memperjuangkan alumni Unhas untuk melanjutkan kepemimpinan Syahrul.” Seorang alumni yang bergelut sebagai pengusaha alat-alat kesehatan secara terbuka meminta kepada teman-temannya untuk memastikan alumni Unhas yang akan menggantikan Syahrul.
Syahrul adalah alumni Unhas pertama yang menduduki posisi Gubernur Sulsel. Beberapa gubernur sebelum Syahrul pada umumnya berasal dari TNI, kecuali Prof. Achmad Amiruddin, ia seorang ilmuan lulusan alumni jurusan kimia atom ITB.
Ahmad Amiruddin adalah Gubernur Sulsel yang sangat fenomenal dengan mengusung Tri Konsep; Petik, Olah dan Jual.
Sedangkan Syahrul adalah gubernur yang meraih sejumlah penghargaan yang tidak pernah diraih oleh gubernur-gubernur sebelumnya. Penghargaan yang paling mengagumkan adalah perolehan WTP sebanyak enam kali berturut-turut.
Alumni Unhas dan akademisi nampaknya ingin mempertahankan posisi gubernur tetap diisi oleh alumni Unhas. Selain alasan kebanggaan, performa alumni akan mempengaruhi rangking universitas pada rangking dunia.
Ada dua nama alumni Unhas yang cukup mewarnai kandidat calon Gubernur Sulsel pada Pilkada Gubernur tahun 2018, yakni Agus Arifin Nu’mang dan Nurdin Abdulah. Agus adalah alumni jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Unhas. Sedangkan Nurdin merupakan alumni Jurusan Kehutanan Unhas. Seusai lulus sebagai lulusan terbaik di jurusannya, Agus diangkat sebagai dosen tetap pada jurusan Sosek Faperta. Ia meninggalkan profesinya sebagai dosen pada tahun 2004, setelah aturan mengharuskan untuk memilih menjadi PNS atau politisi.
Sedangkan Nurdin selain menjadi dosen, ia sembari menjadi pengusaha, hingga terpilih menjadi Bupati Bantaeng dua periode (2008-2018).
Agus sejak meninggalkan kampus, total menjadi politisi, dan terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sulsel, mewakili Partai Golkar. Di Golkar Agus pernah menduduki Sekretaris Umum Golkar DPD I Provinsi Sulsel, pernah menjadi Ketua Fraksi Golkar di DPRD, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel dan menjadi Ketua DPRD Provinsi Sulsel, sebelum dipinang Syahrul Yasin Limpo untuk mendampinginya sebagai Wakil Gubernur selama dua periode (2008-2018).
Banyak alumni dan akademisi Unhas yang menggantungkan harapannya kepada Agus dan Nurdin untuk mengisi kursi Gubernur Sulsel 2018-2023. “Kita mengharapkan salah satu dari mereka berdua ini bisa menjadi Gubernur Sulsel. Keduanya, memiliki kapasitas yang mumpuni, pengalaman mereka sudah teruji. Tapi kita harus realistis, jangan-jangan dua-duanya berkontestasi, tapi kandidat lain yang bukan alumni Unhas yang menang.”Demikian harapan seorang alumni yang berdomisili di Balikpapan.
Alumni Fakultas pertanian yang lain, seorang pegawai negeri sipil di daerah Sulsel yang sangat mengenal Agus dan Nurdin, menduga majunya Agus dan Nurdin berhadap-hadapan sebagai strategi yang dikendalikan oleh lawan politik Agus dan Nurdin. “Saya kenal betul Agus dan Nurdin, mereka berdua sahabat karib, saya tidak melihat alasan Nurdin mau melawan Agus, dan sebaliknya. Kita sebagai teman Agus dan Nurdin harus mewaspadai mainan politik orang lain.”
“Kita masih ada waktu untuk menyatukan kekuatan mereka berdua.” Lanjut sahabat Agus dan Nurdin tersebut. Pokoknya Gubernur yang akan datang harus alumni Unhas tutupnya. (*)