INIPASTI.COM, Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan program konversi dari kompor gas elpiji ke kompor listrik sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan efisiensi energi. Berikut adalah analisis ekonomis terkait beralih dari kompor gas ke kompor listrik:
- Hemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN): Program ini diharapkan dapat menghemat APBN sekitar Rp330 miliar per tahun untuk 300 ribu keluarga penerima manfaat pada tahun 2022. Pada tahun depan, program ini menargetkan 5 juta keluarga penerima manfaat yang diperkirakan dapat menghemat biaya sekitar Rp5,5 triliun per tahun.
- Jalur Khusus untuk Pengguna Kompor Listrik: Pengguna kompor listrik akan menggunakan jalur khusus sehingga tidak mengganggu listrik yang sudah terpasang di rumah. Program ini tidak menambah beban biaya listrik masyarakat.
- Kecepatan Memasak: Kompor listrik harus lebih cepat dalam memasak dibandingkan dengan kompor elpiji. PLN telah melakukan perubahan spesifikasi kompor listrik agar memasak air menggunakan kompor induksi hanya memerlukan waktu 8 menit 47 detik (dibandingkan dengan kompor elpiji yang memerlukan waktu 10 menit 29 detik).
- Biaya Lebih Murah: Memasak dengan kompor listrik dapat menghemat biaya sekitar 10-15 persen dibandingkan dengan menggunakan kompor elpiji 3 kg. Harga kompor elpiji adalah Rp19.698 per kg, dengan subsidi Rp4.250 per kg. Namun, harganya mencapai Rp5.250 per kg bagi masyarakat, sehingga pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp15.448 per kg.
Pilihan antara kompor gas dan kompor listrik tergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing pengguna. Meskipun kompor gas memiliki harga pembelian awal yang lebih murah, kompor listrik menawarkan hemat biaya operasional dan kecepatan memasak yang lebih baik.
(***)