INIPASTI.COM, JAKARTA – Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) ke-66 menjadi bukti keberhasilan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT). Torehan beberapa catatan kontribusi positif secara khusus tertuang pada program desa mandiri dan percepatan pertumbuhan wilayah.
Dalam rilis yang dikirim Biro Humas dan Kerjasama Kemendesa PDTT dan Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo, Selasa (13/12), pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan. Program tersebut diprioritaskan untuk mendukung pembangunan wilayah perbatasan negara melalui pembangunan satuan permukiman baru, satuan permukiman pugar, dan satuan permukiman tempatan dengan berbagai pola usaha yang dikembangkan. Upaya pengembangan ekonomi lokal dalam rangka meningkatkan daya saing daerah juga terus dilakukan.
Pembangunan transmigrasi menjadi bagian integral dari pembangunan nasional dan daerah. Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan, terutama di kawasan yang masih terisolasi atau tertinggal. Tujuan yang diharapkan yakni meningkatkan kesejahteraan para transmigran dan masyarakat sekitarnya.
Sejumlah kontribusi positif dari program transmigrasi berhasil dilakukan. Yakni; membuka keterisolasian daerah terpencil, terbentuknya dua ibu kota provinsi baru, banyaknya pembentukan ibukota kabupaten/ kota dan kecamatan hingga mencapai angka ratusan, terbentuknya desa-desa baru, swasembada pangan, dan mendukung upaya ekspor non migas.
Data mencatat, program transmigrasi telah berkontribusi pada pembangunan jalan penghubung/ poros dan jalan desa sepanjang 68.002 kilometer serta jembatan dan gorong-gorong sepanjang 142.021,97 M2 di kawasan-kawasan transmigrasi. Tercatat, terdapat 104 permukiman transmigrasi yang berkembang menjadi ibu kota kabupaten/ kota. Selain itu, 385 permukiman transmigrasi telah menjadi ibu kota kecamatan.
Program transmigrasi telah mendorong pembentukan dua ibu kota provinsi baru. Mamuju, yang kini menjadi ibukota Sulawesi Barat, merupakan pengembangan dari kawasan transmigrasi. Selain itu, ibukota Kalimantan Utara, yakni Bulungan, juga lahir dari pengembangan kawasan transmigrasi.
Dari 3.055 desa baru yang terbentuk dari permukiman transmigrasi, 1.183 telah menjadi desa definitif yang diakui oleh pemerintah. Transmigrasi juga mendorong swasembada pangan. Upaya tersebut diwujudkan melalui penambahan luas areal pertanian pangan berupa ekstensifikasi (lahan pekarangan, lahan usaha I dan lahan usaha II) seluas 8.081.969 hektare.
Transmigrasi juga mendukung upaya ekspor non migas. Wujud nyata dari kontribusi tersebut yaitu melalui pembukaan lahan perkebunan seluas 391.559 hektare dan berkembangnya pusat produksi baru yang berbasis pertanian yaitu perkebunan kelapa sawit dan karet. Sebagian besar lokasi tersebut tersebar di Sumatera dan Kalimantan.(*)
Baca juga : Tahun Depan, Peruntukan Dana Desa Fokus Pemberdayaan Masyarakat
//