Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahilladzi ja’ala Ramadhana syahran mubarakan. Washshalatu wassalamu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Jamaah tarawih yang dirahmati Allah,
Malam ini kita berkumpul di rumah Allah dengan hati yang penuh harap, menyambut bulan suci Ramadan yang telah tiba di depan mata. Ramadan adalah tamu agung yang datang membawa keberkahan, ampunan, dan rahmat. Namun, tahukah kita bahwa untuk menyambut tamu agung ini, kita perlu mempersiapkan rumah hati kita agar bersih dan layak menerima keberkahannya?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Asy-Syura ayat 89:
“Pada hari itu tidak berguna lagi harta benda dan anak-anak, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (qalbun salim).”
Hati yang bersih adalah kunci untuk menghadap Allah, dan Ramadan adalah waktu terbaik untuk membersihkannya.
Jamaah yang berbahagia,
Sebelum kita memasuki bulan puasa, mari kita tanyakan pada diri sendiri: Bagaimana kondisi hati kita saat ini? Apakah hati kita masih dipenuhi debu-debu dosa, seperti iri, dengki, sombong, atau dendam? Apakah hati kita masih kotor karena lalai dari mengingat Allah? Jika iya, maka inilah saatnya kita bersihkan, sebelum Ramadan tiba dan kita kehilangan kesempatan emas ini.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hati adalah pusat segalanya. Puasa kita, sholat kita, dan amal kita di bulan Ramadan akan bergantung pada seberapa bersih hati kita.
Lalu, bagaimana cara kita membersihkan hati untuk menyambut Ramadan?
Pertama, bertobat kepada Allah. Mari kita buka lembaran baru dengan istighfar. Katakan dalam hati, “Astaghfirullahal ‘adzim,” dan niatkan untuk meninggalkan dosa-dosa kita. Allah sangat menyukai hamba yang bertaubat, sebagaimana Dia berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 53: “Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.”
Kedua, memaafkan sesama. Hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan dendam. Jika ada saudara, teman, atau tetangga yang pernah menyakiti kita, maafkanlah mereka sebelum Ramadan tiba. Rasulullah mengajarkan bahwa orang yang memutus silaturahmi tidak akan masuk surga. Maka, sambut Ramadan dengan hati yang lapang.
Ketiga, memperbanyak dzikir dan doa. Dzikir adalah pembersih hati. Ucapkan “La ilaha illallah” atau “Subhanallah” di sela waktu kita. Doa juga menjadi penyiram hati yang kering. Mintalah kepada Allah agar hati kita dijaga dan dibersihkan dari segala penyakit.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Bayangkan jika kita menyambut Ramadan dengan hati yang bersih. Puasa kita akan terasa ringan, sholat tarawih kita akan penuh khusyuk, dan doa-doa kita akan lebih mudah dikabulkan. Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momentum untuk memperbaiki hati, agar kita keluar dari bulan ini sebagai insan yang lebih baik.
Akhirnya, mari kita sambut Ramadan dengan niat yang tulus dan hati yang bersih. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan Ramadan ini sebagai jalan menuju surga-Nya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.