INIPASTI.COM, MAKASSAR – Dinamika pemilihan gubernur Sulsel bergerak sangat cepat dan sering tidak terduga. Dua hari terakhir dikabarkan adanya kemungkinan berpasangannya NA-RMS. Sementara itu, beberapa waktu yang lalu, RMS digadang-gadang akan berpasangan dgn IYL. Bahkan, RMS telah melakukan sumpah setia untuk loyal kepada IYL. “Siapapun pasangan IYL, saya berada pada barisan utama pendukung IYL,” demikian RMS.
Kabar lain yang berhembus tanpa sumber yang jelas adalah, NH tidak akan melanjutkan perjuangan merebut Kursi Gubernur Sulsel, yang sudah puluhan tahun Ia idamkan. Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya, NH akan konsentrasi mengurus DPP Golkar, karena Setya Novanto, Ketua Umum DPP Golkar, kesandung masalah hukum e-KTP. Lalu kemana Beringin akan berlabuh? Partai pemenang pemilu di Sulsel ini, katanya akan disodorkan kepada NA.
Bagaimana mungkin NA bisa digandengkan dengan RMS? Bagaimana dengan TBL yang sudah permanent dipasangkan dengan NA? Dalam politik memang serba mungkin, “ Mungkin saja, apa lagi waktunya masih panjang” Demikian jelas sekretaris Nasdem, Alrif.
Apa reaksi IYL? Politisi senior yang punya jam terbang tinggi ini, irit bicara, kecuali Ia cenderung mengulur menentukan pasangannya, dan selalu menunda deklarasi pasangannya. Tersiar kabar, pasangan IYL adalah Cakka, bupati kabupaten Luwu. Apakah karena IYL memilih Cakka, membuat RMS merapat ke NH? Apa karena Cakka dijadikan wakilnya IYL, maka desas desus RMS akan dipasangkan dengan NA? Sampai analisis ini ditulis tidak ada sumber yang bisa menjelaskannya.
Lalu bagaimana Agus Arifin Nu’mang merespon huru hara politik menyongsong Pilgub Sulsel? Politisi santun yang selalu beruntung ini, selalu menunjukkan sikap politik yang tenang. Dari bibirnya selalu keluar pernyataan yang menyejukkan, “Pilgub masih jauh, kita konsentrasi dulu urus masyarakat.”
Sebagai politisi yang berpengalaman, semua gerakannya terukur, sulit ditebak, tiba-tiba saja tersiar kabar, AAN akan berpasangan dengan Aliyah Mustika Ilham atau dengan Lutfi Mutty. Gebrakan AAN yang pelan-pelan tapi pasti ini, bisa mengubah peta politik yang ada, karena Alyah dan Lutfi adalah politikus yang sudah teruji kapabilitasnya.
Namanya juga huru-hara politik, apapun yang tersiar tanpa sumber yang jelas, dan dalam kamus politik, sebelum sebuah kejadian politik belum menjadi kenyataan, semuanya akan memiliki kemungkinan. Bagi politisi, sebaran issue adalah komoditas yang harus dikapitalisasi, issue bagi politisi adalah modal untuk meraih keuntungan politik. Siapa yang pandai mengolah issue, Ia akan meraih kemenangan. (roel)