INIPASTI.COM, MAKASSAR – Menunaikan ibadah haji bagi Kamaruddin (54) adalah impian yang telah ia dambakan belasan tahun lalu. Agar bisa merebut impiannya itu ia pun berusaha mencari rezeki yang halal agar ia bisa sisihkan untuk biaya naik haji. Ia pun mulai bertani cengkeh pada tahun 1993 silam.
Walhasil, pada tahun 2010 harga cengkeh naik dan hasil panennya melimpah. Ia pun segera mendaftarkan dirinya ke Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Luwu dari hasil bertani cengkeh. Bahkan berkat tabungannya selama puluhan tahun ditambah rezeki nomplok yang didapatkannya di tahun 2010 itu, ia juga mendaftarkan istrinya tercinta, Rahmatia Bungawali Pammasareng (49).
“Saya mendaftar haji dari hasil bertani cengkeh. Tahun 2010 lalu saya mendaftar bersama istri saya karena alhamdulillah pada tahun itu saya panen cengkeh lebih 1 ton,” jelas pria bernama lengkap Kamaruddin Makkurusi Patopai saat ditemui tim inipasti.com saat pelepasan JCH Kloter 33 Embarkasi Makassar, Jum’at, (25/8/2017)
Setelah bersabar selama 7 tahun menunggu, pria kelahiran Soppeng dan istrinya mendapatkan panggilan dari Allah melalui Kemenag Luwu. Merekapun tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 33 Embarkasi Makassar. Namun cobaan kesabaran belum berakhir di situ. Setelah ia mengurus paspor, ia terkena stroke.
“Awalnya, mulutnya selalu miring. Ia juga mengaku sering kaku bibirnya. Pada bulan Maret lalu setelah pengurusan paspor bapak sudah begini,” jelas istrinya, Rahmatia.
Walau begitu, warga Kecamatan Larompong ini mengaku tetap teguh dan semangat untuk menyempurnakan agamanya. Kamaruddin juga bersyukur karena ada sang istri yang selalu setia menemaninya. Jadi meski tak bisa berjalan, ia tetap bisa melaksanakan ibadah haji dengan menggunakan kursi roda dan tentunya dengan bantuan sang istri.
Ia juga mengaku bahwa jika ia telah berada di depan Ka’bah, ia akan berdoa agar diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. “Semoga ada keajaiban dan sakit saya ini bisa sembuh. Semoga kami juga bisa selamat sampai kembali ke tanah air nantinya,” harapnya. (Sule)