INIPASTI.COM, MAKASSAR, – Pada 29-7-2017, IYL secara resmi berpasangan dengan Cakka sebagai bakal calon Gubernur Sulsel periode 2018-2023. Setelah mengumumkan pasangan wakilnya, dua partai “tengah” PPP & PAN secara resmi memberikan rekomendasi dukungan kepada pasangan IYL-Cakka sebagai bakal calon Gubernur Sulsel. Pengumuman keluarnya rekomendasi ini sekaligus menghentikan langkah NH dan NA untuk merebut PPP. Pertarungan merebut PPP dimenangkan IYL. IYL lebih unggul di PPP, dan memastikan NH untuk kembali memperkuat partai pendukungnya, Golkar. Saat ini Golkar kehilangan dua pemain politik kelas atas di Sulsel: IYL dan Cakka. Sedangkan NA harus segera membuktikan klaimnya sebanyak 16 kursi yang bersedia memberikan dukungan kepadanya, jika ingin terus melangkah maju di pemilihan Gubernur Sulsel 2018.
Dua kandidat yang sangat optimis bisa “merebut” PPP, Nurdin Abdullah dan Nurdin Halid akhirnya harus gigit jari. Nurdin Abdullah (NA) yang datang menyambangi kantor PPP untuk mendaftar sebagai calon Guubernur pada tanggal 14 Juni 2017, bahkan secara terbuka mengatakan sudah mendapatkan partai pendukung dengan jumlah 16 kursi. “Tidak mungkin saya datang kesini kalau belum ada partai yang memberikan dukungan. Saya tinggal menunggu satu kursi lagi untuk menggenapkan jumlah kursi sebagai calon Gubernur Sulsel. Sudah ada dua partai yang mendukung saya. Ndak usah saya sebut partainya, tapi jumlahnya itu 16 kursi,” kata Nurdin Abdullah usai mengembalikan formulir di Sekretariat DPW PPP Sulsel beberapa waktu lalu.
“Jadi kenapa saya belum turun sampai saat ini, karena ingin memastikan lebih awal, apakah partai pendukung sudah cukup. Mudah-mudahan PPP dalam waktu dekat juga bisa sama,” katanya
Sedangkan Nurdin Halid mengembalikan formulir ke markas PPP persis pada hari terakhir, 30 Juni 2016. Nurdin Halid mengirimkan orang kepercayaannya untuk mengembalikan formulir tersebut.
Duo Nurdin akhirnya harus mengakui keunggulan IYL dalam melakukan lobi politik, merebut PPP. Sedangkan calon gubernur yang lain, Agus Arifin Nu’mang, tiba-tiba tidak mau mendaftar di PPP. Ketika itu banyak pihak yang mempertanyakan langkah Agus urung merebut PPP. Nampaknya feeling politik Agus sudah mencium gerakan politik IYL yang lebih awal melobi dan merebut PPP. Disini, terlihat ketajaman politik dan kehatia-hatian Agus Arifin Nu’mang.
Pengalaman dan ketangkasan berpolitik untuk menjadi Gubernur Sulsel, membutuhkan kapasitas politik personal yang tinggi. Tidak cukup hanya berpolitik dengan modal pencitraan. Panggung politik di Sulsel rupanya menginginkan aktor-aktor politik yang mumpuni dalam kerja-kerja politik. Publik bahkan akan mencerca kandidat politik yang suka klaim dan mengumbar janji. (*/IPC)