INIPASTI.COM, WASHINGTON – Kampanye kepresidenan Hillary Clinton telah di-hack sebagai satu bagian dari serangan cyber terhadap institusi Partai Demokrat, demikian media AS melaporkan.
Serangan hacker terakhir merupakan kelanjutan dari dua pembocoran data sebelumnya terhadap Komite Nasional Partai Demokrat dan Komite Kampanye Kongres Partai Demokrat.
Pihak berwenang AS berkeyakinan bahwa serangan cyber itu dilakukan oleh para agen yang bekerja untuk pemerintah Rusia.
Sebagian mengkhawatirkan bahwa Rusia mungkin tengah berupaya untuk memengaruhi pemlihan presiden.
Pemerintah Rusia menyangkal ikut terlibat dalam serangan itu dan mengecam retorika “antiRusia yang beracun” yang dikeluarkan Washington.
Kubu kampanye Clinton mengatakan pada Jumat (29/7/2016) bahwa program analisis data yang digunakan bersama oleh institusi lainnya telah diakses oleh para hacker.
Namun, menteri penerangan Nick Merrill mengatakan “tidak ada bukti bahwa sistem internal kita telah ditembus”.
Sementara itu, FBI, biro pnyelidikan federal Amerika Serikat, mengatakan tengah menginvestigasi tuduhan tersebut dan sejauh mana para hacker itu beraksi.
Emal dari Komite Partai Demokrat yang di-hack telah dibocorkan minggu lalu pada malam konvensi nasional Partai Demokrat. Email itu memperlihatkan bahwa para petinggi Partai Demokrat bersikap bias terhadap Bernie Sanders dalam perlombaan pertama mereka untuk meperoleh suara konvensi.
Pembocoran email itu mengakibatkan Ketua Partai Demokrat, Debbie Wasserman Schultz, mengundurkan diri dan menguncang protes pada konvensi nasional yang berlangsung di Philadelphia itu.
Selain serangan hacker terhadap kampanye Clinton, Komite Kampanye Kongres Partai Demokrat (DCCC), juga ditemukan telah ditembus oleh pada hacker.
DCCC bekerja menggalang dana untuk para kandidat anggota kongres partai Demokrat. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat pagi bahwa mereka telah menyewa perusahaan keamanan cyber CrowdStrike untuk membantu penyelidikan.
Para hacker mungkin telah mengakses dokumen tentang strategi plitik partai Demokrat serta hasil riset yang dilakukan terhadap kandidat yang diajukan partai Republik.
“Kami telah mengambil dan akan terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan jaringan kami,” kata DCCC, sebagaimana dikutip oleh BBC. “Kami tengah bekerja sama dengan aparat hukum federal berkaitan dengan proses penyelidikan yang sedang mereka lakukan.”
-arhab-