INIPASTI.COM, MAKASSAR – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Republik Indonesia bekerjasama dengan Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menyelenggarakan diskusi produk halal dengan tema “Pola Hidup Halal untuk Baldatun Toyyobatun Warobbun Ghofur di Rumah Makan Ulu Juku 2, Jalan Ujungpandang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (17/3/2019).
Diskusi yang mengambil sub tema “Kesiapan Infrastruktur Implementasi UU No.33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal” ini dihadiri pengurus MUI Sulawesi Selatan dan perwakilan ormas Islam. Turut hadir Hadir Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan Dr H Sukardi Weda SS MHum MPd MSi MM MSos I MAP dan Drs Renreng Tjolli MAg yang juga pengurus MUI Sulawesi Selatan. Hadir juga wakil sekretaris LDII Sulawesi Selatan Ilmaddin SPd dan Ismail Arifin SPd.
Adapun pemateri diantaranya Ketua Umum MUI Sulawesi Selatan Dr AGH Sanusi Baco Lc, Kepala BPJPH Prof Ir Sukoso MSc PhD, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan Suherman, dan Wakil Ketua MUI Sulawesi Selatan Prof Dr Abdul Rahim Yunus MA.
Kepala BPJPH Prof Ir Sukoso PhD menyampaikan materi industri halal dunia dan Indonesia: peluang dan tantangannya. Selain itu, pihaknya membawakan materi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Halal Center (HC).
Kepala BPJPH Prof Ir Sukoso PhD dalam pemaparannya menyampaikan, pemerintah Indonesia sangat memperhatikan terkait produk dan jasa halal. Sesuai Undang-undang Nomor 3 tahun 2014, BPJPH memiliki wewenang di bidang kehalalan. Aspek thoyyibah, menjadi tugas Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Adapun di bidang keuangan syariah, ada Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).
Populasi terbesar Indonesia adalah muslim. Jumlahnya sebesar 85 persen. Data ini menjadi pasar yang besar bagi produk halal. Pada 17 Oktober 2019, wajib melakukan sertifikasi halal.
Menurutnya, gaya hidup masyarakat global mengarah ke industri halal. “Muslim adalah segmen konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Setiap perusahaan yang tidak mempertimbangkan bagaimana melayani mereka akan kehilangan kesempatan yang signifikan dari hulu sampai ke hilir,” papar Sukoso mengutip pendapat AT Kearney, sebuah perusahaan global konsultasi manajemen.
Hadir dalam diskusi Ketua Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Sulsel dan Sekretaris MUI Sulawesi Selatan Prof Dr HM Ghalib MA.