INIPASTI.COM, MAKASSAR – Rencana pengembangan wisata Malino dibahas dalam Rapat dan pemaparan antara Bupati Gowa bersama Tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel. Dalam rapat tersebut, Tim Pemprov Sulsel didampingi konsultan dari PT. Architila Matratama Konsultan. Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menjelaskan bahwa rapat tersebut sebagai tindak lanjut rencana pemerintah menjadikan Malino sebagai destinasi wisata baru di Indonesia.
“Rapat ini merupakan tindak lanjut pemikiran Wapres Pak JK dan Gubernur Sulsel yang ingin menjadikan Malino sebagai destinasi wisata baru di Indonesia. Terkait kota raya Malino dalan pembicaraan sebelumnya diserahkan sepenuhnya ke BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah,red) Provinsi Sulsel,” ujar Adnan Purichta mengawali rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati, Senin (30/1/2017).
Sementara itu, Konsultan BLHD Pemprov Sulsel yang diketuai oleh Prof Tommy Eisenring memberi gambaran konsep dasar objek wisata. Menurut para konsultan, objek wisata seharusnya memenuhi konsep antraksi (daya tarik), amenitas (fasilitas penunjang) dan aksesibilitas. Selain itu para konsultan juga melakukan zonasi dan klasifikasi objek wisata Malino untuk memetakan penyebaran tempat wisata di Malino.
“Konservasi yang direncanakan ini merupakan pengelolaan pemanfaatan lahan yang tidak mengganggu ekosistem,” jelasnya.
Pengembangan objek wisata eksisting (Air Terjun Biroro, Air Terjun Ketemu Jodoh, dan Parangbugusi). Serta penambahan objek wisata baru seperti alun-alun Kota Malino, wisata edukasi peternakan sapi perah dan peternakan kuda, hingga wisata bunga Crysant.
Kadis BLHD Prov Sulsel, Andi Hasbi Nur, menjelaskan gambaran untuk menjadikan Malino daerah konservatif masih sangat luas. “Sekarang waktu yang tepat bagi kita menyatukan pikiran karena apa yang ada di kepala kita saat ini masih mengawang-awang,” ujar Hasbi di hadapan beberapa pimpinan SKPD dan Camat Tinggimoncong.
Menurutnya, Malino Raya merupakan sebuah gerakan besar dimana semua bagian mengambil peranan. Seperti, sebutnya, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi, Dinas Kehutanan dab sebagainya.
Lebih lanjut dalam ekspose ini, Adnan Purichta menyetujui masukan yang diberikan konsultan terkait pembuatan alun-alun, “Kalau saya sebaiknya alun-alun yang jadi prioritas dan dibuatnya di dekat hutan pinus, karena orang-orang ke malino tujuan utamanya ke hutan pinus. Yang pasti harus ada spot selfie untuk pengunjung yang akan membantu mempromosikan tempat wisata lewat medsos” jelas orang nomor satu di Gowa ini.
Bupati Adnan juga menegaskan Pemerintah Daerah menunggu kejelasan pembagian tanggung jawab, ” Kami ingin mengetahui mana tugas Pemprov mana tugas pemerintah kabupaten agar bisa kami persiapkan,” tambah mantan anggota DPRD Prov Sulsel.
Malino sendiri memiliki posisi yang strategis sebagai tempat wisata. Jarak juga tidak terlalu jauh dari Kota Makassar. Selain itu udara Malino yang sejuk menjadi daya tarik utama peloncong kesana. Ditambah dengan hasil alam dan bunga yang menjadi incaran pendatang.
Tahun ini bahkan secara infrastruktur Malino mulai dibenahi kembali. Jalan poros Malino yang sebelumnya dua bahu jalan diperlebar menjadi empat bahu jalan. Sehingga akses menuju Malino yang semula dua jam diharapkan bisa dipercepat hanya menjadi 45 menit melalui jalan alternatif di Pattallassang. Rencananya fasilitas ini akan ditambahkan dengan rest area yang bisa digunakan sebagai tempat persinggahan sebelum tiba di Malino.