INIPASTI.COM, Jelajah Negeri (Projen)– Pengantar Redaksi – Wartawan Inipasti melakukan analisis pada sejumlah Daerah Otonomi Baru (DOB) yang memiliki akselerasi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang sangat signifikan di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kuantitave, dan menyaksikan langsung perkembangan faktual di DOB yang dimaksud. Daerah yang menjadi prioritas Inipasti adalah daerah yang memiliki perkembangan sosial ekonomi yang pesat, dan memiliki keunikan, namun luput dari perhatian media. Laporan kali ini kami tampilkan perkembangan pembangunan sosial ekonomi di Kabupaten di ujung Sulawesi Barat, Kabupaten MATRA (Mamuju Utara) Provinsi Sulawesi Barat. Indikator utama untuk melihat perkembangan DOB adalah indikator makro ekonomi: level kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, pertumbuhan ekonomi, income per capita, dan dikunci dengan perkembangan IPM. Laporan ini hasil kerjasama Kabupaten Mamuju Utara dengan Program
—
Sepuluh tahun yang lalu, kalau anda hendak ke Pasangkayu, ibu kota Mamuju Utara (Matra), anda harus terbang ke Palu, kemudian melanjutkan perjalanan darat selama 4 jam meliwati Kabupaten Donggala, menyisir pantai dan membelah bukit-bukit kecil, sebelum memasuki daratan Sulawesi Barat. Atau melalui jalur darat dari Makassar ke Matra membutuhkan waktu ketika itu lebih dari 24 jam. Lima belas tahun silam, Matra yang kini menjadi DOB adalah sebuah kecamatan. Kecamatan Pasangkayu.
Kini, kalau anda datang ke Matra, dari airport Palu cukup menyiapkan waktu 1,5 jam, atau dari airport Mamuju sekitar 4 jam. Jalannya sudah mulus, panoramanya menggoda, masyarakatnya ramah. Kelapa Dalam berjejer di sepanjang jalan trans Sulawesi, di barisan belakangnya tersusun puluhan ribu hektar kelapa sawit. Sepanjang perjalanan, kita seperti sedang menjelajahi nusantara, melewati budaya yang beraneka. Kita akan melewati Desa yang beragam, memandang desa dengan budaya Bali, kemudian diselingi suku Sasak, lalu merebak rumah-rumah bergaya Jawa, terus memasuki suku Bugis, Mandar, Tongkonan Toraja, hingga kerumunan masyarakat yang berdialek Timor , mereka ada dari Kupang, Flores atau Ambon. Banyak yang bilang, MATRA adalah Indonesia mini.
Program Transmograsi membuat MATRA menjadi kabupaten yang paling beragam di Indonesia, baik dari sisi suku atau agama, dengan jumlah yang relatif seimbang. Di Matra, tidak ada suku yang dominan. Ini tercermin dari aktor-aktor yang mendukuki pemerintahan dan legislatif. Hampir semua suku terwakili. Benar-benar seperti miniatur Indonesia.
Pertama kali MATRA menjadi DOB, Pemerintah Provinsi Sulbar menunjuk Drs. Abdullag Rasyid sebagai Pelaksana Tugas. Setelah dua tahun bertugas, pada 2005, Abdullah Rasyid berpasangan dengan Ir. Agus Ambo Jiwa MP memenangkan Pilkada pertama di MATRA. Lima tahun berikutnya, Agus Ambo Jiwa sebaga wakil, menantang Abdullah Rasyid pada Pilkada ke 2 di MATRA, pemenangnya adalah Agus Ambo Jiwa. Pada 2015, memasuki Pilkada ketiga, giliran Abdullah Rasyid yang menantang Agus Ambo Jiwa, kali ini, Pilkada yang ketiga masih dimenangkan Agus Ambo Jiwa.Kini Agus memimpin MATRA untuk periode kedua.