INIPASTI.COM, SURABAYA- Kondisi pengungsi Rohingya yang saat ini sedang hidup di tempat-tempat pengungsi mengundang keprihatinan, dari berbagai negara termasuk Indonesia. Setelah beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia menyalurkan bantuan, kali ini Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melepas 80 kontainer berisi 2 juta kilogram beras untuk pengungsi Rohingya, Myanmar Kamis (21/9/2017)
Bantuan tersebut berasal dari masyarakatnya Indonesia yang dikanalisasi melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). Dengan menggunakan Kapal kemanusiaan berukuran 27.104 GRT , bantuan diberangkatkan dari Tanjung Perak,Surabaya menuju Bangladesh. Diperkirakan kapal akan menempuh jarak kurang lebih 6000 kilometer dan akan tiba 4 Oktober mendatang.
“Bantuan ini memperlihatkan bahwa jiwa solidaritas masyarakat Indonesia kepada Rohingya sangat besar melihat waktu pengumpulannya yang kurang dari satu minggu,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, melalui rilisnya.
Ia mengatakan, apa yang terjadi di Rakhine State, Myanmar sudah pasti menggugah hati siapapun. Apalagi kejadian tersebut adalah bencana kemanusiaan lantaran jumlah korban yang tewas pun cukup banyak.
Khofifa menyatakan sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada Rohingya melalui beberapa tahap dan terahir sebanyak 34 ton yang terdiri dari makanan siap saji, paket sembako, family kit, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak serta selimut.Bantuan ini diangkut menggunakan empat pesawat Hercules, 13 September lalu yang dilepas langsung oleh Presiden.
“Saya mengapresiasi kiprah dan kerja cepat yang ditunjukkan ACT untuk membantu krisis kemanusiaan Rohingya,” imbuhnya.
Mengenai perizinan, Khofifah mengatakan bahwa ACT sendiri telah mengantongi sejumlah izin dari pemerintah. Tidak hanya Kementerian Sosial, namun juga Kementerian Hukum dan HAM dan dalam hal pengiriman bantuan beras sudah mendapat izin dari Kementerian Pertanian.
“Mudah-mudahan bantuan ini dapat dapat meringankan beban pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh dan perbatasan Myanmar,” tuturnya.
Khofifah menambahkan, secara pribadi dirinya merasa sangat prihatin dengan eksodus Rohingya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurutnya, kekerasan
terhadap Rohingya merupakan pelanggaran HAM dan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus turun tangan menyelesaikan permasalahan ini. Terutama untuk membuka isolasi yang dilakukan Myanmar sehingga bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Rakhine State.
Sementara itu, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan 2 juta kilogram beras tersebut berhasil dikumpulkan dalam waktu 5 hari. Menurutnya, Ia sempat tidak percaya dengan besarnya antusiasme masyarakat Indonesia saat donasi dibuka.
“Alhamdulillah, Insya Allah bantuan ini akan sangat bermanfaat bagi Rohingya, nantinya setelah sampai di Bangladesh bantuan tersebut harus menempuh jalan ratusan kilometer lagi untuk sampai ke titik pengungsian. Dan bantuan ini merupakan yang kedua disalurkan ACT kepada etnis Rohingya,”paparnya (Iin Nurfahraeni)