INIPASTI.COM, [Fiksi/Cerpen]— Suasana di rumah kakek nenek sangat berbeda saat musim hujan tiba. Biasanya, angin bertiup sepoi-sepoi dan sinar matahari menyinari rumah kayu tua itu, tapi saat hujan turun, suasana menjadi tenang dan sejuk.
Aku selalu suka berkunjung ke rumah kakek nenek saat musim hujan tiba. Ada sesuatu yang istimewa tentang menikmati teh hangat di depan api unggun sambil mendengarkan suara hujan yang mengalir di atap. Kakek nenekku selalu menyambutku dengan senyuman lebar dan cepat-cepat mempersiapkan teh hangat dan kue kering favoritku.
Di rumah kakek nenek, aku merasa seperti sedang di tempat yang aman dan nyaman. Setiap sudut rumah itu penuh dengan kenangan dan cerita dari masa lalu. Kakek sering memberiku cerita tentang kehidupannya saat masih muda, tentang bagaimana ia menjadi petani dan bagaimana ia bertemu nenekku. Nenek selalu tersenyum saat aku datang dan selalu membuatkan aku makanan kesukaanku.
Saat musim hujan, aku selalu merasa sangat dekat dengan kakek nenekku. Mungkin karena kami semua bersama-sama di dalam rumah sambil menikmati suasana yang tenang dan sejuk. Aku selalu merasa sangat bahagia saat berkunjung ke rumah kakek nenek saat musim hujan tiba.
Tapi musim hujan tidak selalu indah. Suatu hari, saat aku sedang duduk di depan api unggun dengan kakek, tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. Kami semua terkejut saat mendengar suara hujan yang memukul-mukul atap rumah. Kakek segera berdiri dan berlari keluar untuk memeriksa atap.
“Atapnya bocor, nak!” katanya dengan cemas.
Aku segera bangun dan mengikutinya keluar. Benar saja, air hujan sudah masuk ke dalam rumah dan mengucur deras di atas lantai. Kakek cepat-cepat mengambil selimut dan menutupi lubang di atap. Tapi air terus saja masuk dan membasahi lantai.
“Ayo cepat keluar, nak. Kita harus mencari tempat yang aman,” kata kakek
Nenekku segera mengambil jaket dan menyuruhku untuk memakainya. Kami semua bergegas keluar dari rumah dan menuju ke rumah tetangga yang lebih besar dan kokoh. Kakek meminta tolong kepada tetangga untuk menampung kami sementara hujan reda.
Di rumah tetangga, kami semua duduk di ruang tamu yang hangat dan nyaman sambil menikmati teh hangat yang dibuat oleh tuan rumah. Aku merasa sangat bersalah karena membuat kakek nenek harus meninggalkan rumah mereka di tengah hujan deras. Tapi kakek tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, nak. Ini hanyalah hujan. Kita akan pulang dan memperbaiki atap rumah besok.”
Esoknya, hujan reda dan kami semua kembali ke rumah kakek nenek. Kami bekerja sama untuk membersihkan rumah dan memperbaiki atap yang bocor. Saat semuanya selesai, kami duduk di depan api unggun sambil menikmati teh hangat dan kue kering favoritku. Aku merasa sangat bersyukur bisa bersama dengan kakek nenek dan membantu mereka memperbaiki rumah di tengah hujan.
Musim hujan memang selalu membawa suasana yang tenang dan sejuk di rumah kakek nenek. Tapi di sana, aku selalu merasa di rumah dan merasa sangat dekat dengan kakek nenekku. Musim hujan adalah salah satu musim favoritku saat berkunjung ke rumah kakek nenek.