INIPASTI.COM, MAKASSAR – Pemilihan Kepala Desa (pilkades) yang mulai dilakukan di beberapa daerah diprediksi mampu menimbulkan konflik sosial. Hal ini membuat Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang meminta agar mewaspadai gejolak dan fenomena sosial negatif yang terjadi.
Beberapa kabupaten yang ada di Sulsel, tahun ini akan menggelar Pilkades serentak. Agus menjelaskan, berdasarkan pengalamanya, setelah berlangsung pilkades di berbagai tempat, akan menimbulkan fenomena sosial negatif. Biasanya warga pendukung pilkades yang menang dan yang kalah cenderung terkotak-kotak kemudian saling bermusuhan.
Baca juga : Jelang Pilkades 53 Desa, Adnan IYL Beri Nasihat
“Kalau begini, nilai-nilai kekompakan dan kegotong royongan mulai hilang. Saya minta agar ini tidak terjadi, maka Bakesbangpol serta instansi terkait dapat mencarikan solusi tepat agar pasca pilkades suasana warga kembali seperti sedia kala,” kata Agus, saat membuka Rapat Koordinasi Politik dan Pengamanan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten/Kota dan Instansi terkait se-Sulawesi Selatan di Ruang Data Kantor Gubernur, Selasa (6/12).
Agus menginginkan warga tidak terkotak-kotak, saling gotong-royong tanpa ada permusuhan di antara mereka dan tanpa ada permusuhan di antara mereka. Selain itu, menurut Agus, desa merupakan ujung tombak pelaksanaan pemerintahan.
Menurutnya, kalau kondisi masyarakat di desa tidak kompak dan terkotak-kotak, maka kita tidak akan menemukan lagi sistem kekeluargaan dan kebersamaan yang lebih dikenal dengan kata gotong royong.
Selain itu, Agus meminta agar ada komitmen bersama dalam menjaga stabilitas daerah terutama dalam mengawal pilkada serentak baik pada pilkada serentak tahun 2017 maupun pilkada serentak tahun 2018 yang akan datang.
“Jadi bagaimana komitmen kita bersama untuk mengembalikan image baik, aman, dan kondusif kepada dunia luar terhadap kondisi keamanan,” paparnya.(*)
Baca juga : ‘Petarung’ Pilkades Desa Corawali
//