INIPASTI.COM – KENDARI, Sebanyak 17 mahasiswa yang diamankan polisi dalam demo ricuh di depan Mapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (26/9/20), dilepas setelah ada pertemuan antara pihak kampus dan polisi. Pembubaran demo menggunakan helikopter dinilai tak sesuai Perkab.
Dilansir di laman CNN, Salah satu mahasiswa yang juga wartawati media online lokal turut diamankan dalam kejadian ini, yakni Wa Ode Ria Ika Hasana. Jurnalis dari sulawesion.com ini diamankan polisi karena dianggap sebagai wartawan gadungan. Padahal, ia telah memperlihatkan id card dari media.
“Ada ji juga ID card-ku,” kata Ria melalui pesan Whatsapp kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (26/9/20).
Ia mengatakan massa yang ditangkap, termasuk dirinya, kemudian dikumpulkan di aula Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sultra. Mereka kemudian dimintai keterangan soal keterlibatan mereka dalam demo ricuh itu.
Meski tidak mendapatkan intimidasi dan kekerasan, ia mengaku tertekan karena sebagai wartawan baru kali ini diamankan polisi.
Tak lama berselang, kata Ria, beberapa petinggi kampus datang ke Polda Sultra dengan tujuan untuk membicarakan pembebasan 16 mahasiswa termasuk dirinya.
Pertemuan itu turut dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol La Ode Aries Elfatar. Setelah melalui pembicaraan sekitar setengah jam, massa yang diamankan akhirnya dibolehkan untuk pulang ke rumahnya.
“Sudah selesai mi (dipulangkan),” ujarnya.
CNNIndonesia.com mencoba mengonfirmasi kepada Kombes Pol Aries Elfatar namun belum ada jawaban. Begitu pula Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan tidak menjawab pesan yang dikirim CNNIndonesia.com.
Sebelumnya, bentrokan terjadi antara mahasiswa dari berbagai kampus dengan kepolisian di depan Mapolda Sulawesi Tenggara, Sabtu (26/9/20).
Bentrokan terjadi lantaran massa kecewa karena tidak ditemui oleh petinggi Polda Sultra terkait kasus meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Randi (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19) pada 26/09/2019 lalu.
Polisi kemudian mengerahkan helikopter yang terbang rendah untuk membubarkan massa (syakhruddin)