Sikap politik yang dimainkan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Syamsari Kitta di Pilkada Takalar 2017, beberapa hari terakhir ini semakin memperjelas sikap politiknya.
Mantan anggota DPRD Provinsi Sulsel dua periode ini sepertinya sudah tidak percaya diri dan diliputi keraguan politik menuju kosong satu Takalar.
Pemberitaan di beberapa media massa, Syamsari malah siap menjadi wakil bupati jika berpasangan dengan Tita (anak kandung gubernur Sulsel). Padahal sebelumnya Syamsari sangat percaya diri sudah siap diusung PKS pada posisi calon bupati.
Tetapi entah kenapa tiba-tiba diberitakan dimedia cetak, kalau Syamsari menerima posisi wakil bupati. Padahal ada empat kursi PKS di DPRD bakal mengusung Syamsari.
Jika mengacuh pada persyaratan pengajuan calon, Syamsari tinggal mencari dua kursi lagi guna mencukupkan syarat pengajuan calon ke KPU.
Jika logika politik ini jalan maka Syamsari layak di posisi calon bupati. Tapi sangat disayangkan jika mengalah menjadi calon wakil, kalau dipaketkan dengan Tita.
Sikap politik Syamsari ini membingungkan, malah dianggap tidak konsisten apakah serius menjadi kosong satu atau hanya kosong dua saja. Padahal melihat tim Syamsari di lapangan, tidak pernah mengakui kalau Syamsari mau turun di pososi wakil.
Sikap seperti ini tidak hanya membingunkan tim pemenangan, tetapi beberapa calon pasangannya (wakilnya), juga bingun, termasuk Alimuddin Daeng Namba salah satu calon kuat digadang-gadang bakal dipaketkan mendampingi Syamsari.
Alimuddin Daeng Namba, selama ini dia sudah intens membangun komunikasi politik dengan PKS. Daeng Namba dikenal memiliki modal sosial yang dibangun sejak sekian lama menerima berpasangan dengan Syamsari meskipun hanya di posisi kosong dua di pilkada Takalar.
“Tetapi disayangkan Syamsari tidak konsisten, suka berubah-ubah sikap,” terang Daeng Nuru salah seorang tim keluarga Alimuddin Namba.