INIPASTI.COM – Sudirmanto Bin Denan (64), warga Jalan St. Alauddin Lr 10 No. 3, Kelurahan Pa’Baeng-Baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat pagi, 8 November 2024 pukul 07.00 WITA, di sisi istri tercinta dan anak-anaknya.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam di kalangan sahabat dan rekan-rekan sejawatnya, khususnya dalam jajaran komponen ORT & ORW serta Pengurus Shelter Warga Kelurahan Pa’Baeng-Baeng.
Sudirmanto yang akrab disapa Pak Anto dikenal sebagai sosok rajin, taat, dan multitalenta yang selalu mengabdikan diri dengan penuh semangat.
Pak Anto menguasai banyak bidang keterampilan, mulai dari dunia seni lukis, perbaikan mesin Vespa, hingga keahlian di bidang elektronika. Tidak jarang, ia dengan rendah hati bertanya kepada rekan-rekannya, “Apa ta yang mau dikerjakan?” setiap kali bantuan diperlukan. Sikapnya yang murah hati membuat Pak Anto menjadi sosok yang sangat dihormati dan dirindukan.
Sebagai purnabakti dari Universitas Negeri Makassar (UNM) sejak usia 56 tahun, Pak Anto tetap aktif dan produktif, menjalani hari-harinya dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi sesama.
Sayangnya, kesehatannya menurun ketika ia terserang stroke setelah menyantap kepiting kesukaannya. Meskipun sempat mendapatkan perawatan di RS Dadi Central Stroke Makassar, beliau memilih pulang ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga hingga ajal menjemput.
Almarhum meninggalkan enam orang anak dan 12 cucu. Dua di antaranya, yang berada di Denpasar dan Kabupaten Bone, dengan ikhlas merelakan agar ayahanda mereka dimakamkan meski mereka belum sempat tiba di rumah duka.
Jenazah Pak Anto dishalatkan di Masjid Nikmatullah, tempat di mana semasa hidupnya ia aktif melaksanakan sholat berjamaah.
Kehadirannya yang sederhana dan kepribadiannya yang ramah membuat sahabat-sahabat RT, RW, dan komunitas Shelter Warga, merasa sangat kehilangan. Seusai sholat Jumat, jenazahnya disholatkan dan diiringi oleh sahabat-sahabatnya dari berbagai penjuru.
Dalam perjalanan menuju peristirahatan terakhir, iring-iringan jenazah sempat membuat kemacetan di Jalan Andi Tonro. Namun, perlahan lalu lintas kembali lancar setelah jenazah melewati gerbang pemakaman.
Pak Anto meninggalkan kenangan manis dan pengabdian yang tulus kepada keluarga dan masyarakat. Setelah prosesi pemakaman usai, rintik hujan turun, seakan alam turut berduka.
Selamat jalan, Pak Anto, semoga amalan dan pengabdianmu diterima di sisi-Nya. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un (sdn)