INIPASTI.COM, MAKASSAR – Tekanan ekonomi global dan tekanan dari eksternal terhadap perekonomian di Indonesia sudah dua tahun ini menjadi tantangan besar. Bahkan semua negara berebutan dalam arus investasi.
Hal itu diungkapkan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo sebagai kalimat pembuka saat memberi sambutan pada Sosialisasi Kebijakan Amnesti (Tax Amnesty) di Hotel Grand Clarion, Jumat (25/11).
“Semua negara berebut arus uang masuk, berebut capital inflow (aliran modal masuk). Semuanya berebut, termasuk negara kita,” ujar Jokowi.
Lebih lanjut dia menambahkan, pada tahun 2018, nantinya akan ada keterbukaan informasi yang tidak bisa dicegah oleh negara manapun.
“Segala harta kekayaan warga negara Indonesia di negara manapun, misalnya di Singapura, Swiss, Hongkong, dan negara lainnya, semuanya akan kebuka. Itulah era keterbukaan,” tambahnya.
Jokowi juga turut memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi (year on year/yoy) Indonesia pada Kuartal I-III, masing-masing 4,49 persen, 5,18 persen, dan 5,02 persen.
“Meskipun dengan tekanan dari ekonomi global sangat berat, negara kita tetap tumbuh. Negara lain banyak yang sudah minus, ada yang anjlok dari 10 persen ke 6,5 persen, ada yang dari 5,8 persen,” jelasnya.
Jokowi bersyukur karena Indonesia masih bisa bertahan dan justru tumbuh. “Meskipun tipis tapi bisa tumbuh. Ini patut kita syukuri. Alhamdulillah,” ungkapnya.
Apa lagi di Sulsel, lanjut Jokowi, pertumbuhan ekonominya pada Kuartal II sebesar 8,05 persen yoy.
“Kalau pertumbuhan ekonominya 8,05 persen, mestinya perlu saya datangi. Supaya semuanya ikut tax amnesty,” ujarnya yang kembali disambut riuh tepuk tangan.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia ini menjelaskan, kehadirannya di Sulsel guna mengajak warga Sulsel agar ikut amnesti pajak, baik yang usaha kecil, menengah, maupun besar. Baik wajib pajak (WP) perorangan maupun badan.
“Karena dalam pembangunan kita memerlukan tambahan injeksi dana. Untuk pembangunan, negara kita memerlukan arus uang masuk yang sebesar-besarnya,” tandas Jokowi.(*)
Baca juga : Menkeu :Jumlah Peserta Tax Amnesty di Sulawesi Tergolong Rendah
//