INIPASTI.COM, GORONTALO – Menjadi dosen yang berkualitas tentu bukan hanya karena punya titel dan merupakan lulusan dari perguruan tinggi negeri atau luar negeri. Tetapi, dosen juga harus menyiapkan semua kebutuhan pengajaran sebelum memulai kelas. Ini menunjukkan kualitas seorang dosen.
Hal inilah yang juga diterapkan Dosen Yayasan Universitas Gorontalo (UG), Drs Ek Ilyas Lamuda MM. Ilyas mengaku mempersiapkan materi pengajaran sebelum memasuki ruang mengajar.
“Itu menjadi sebuah keharusan. Di sela kesibukan mengurus yayasan masih tetap ada disisihkan waktu mencari bahan ajar terbaru lewat buku teks dan internet,” katanya kepada Inipasti.com, Rabu (16/11) di Gorontalo.
Ilyas diperhadapkan pada dua aktifitas yang harus dijalani secara bersamaan. Satu sisi harus menjalani pembelajaran selaku dosen sesuai tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada sisi lain dia juga harus menjalankan peran dan fungsi Bendahara Yayasan Pendidikan Duluwo Limo Lopohala’a Gorontalo, selaku yayasan pengelolan kampus UG.
Kandidat Doktor Manajemen PPs-UMI Makassar ini, senantiasa mampu membagi waktu setiap saat. ‘’Ketika harus masuk kelas mengajar, menguji dan membimbing, waktu untuk proses akademik tetap menjadi skala prioritas, karena telah menjadi pilihan hidup,” kata Magister Manajemen PPs-UMI Makassar ini.
Profesi dosen katanya, memberi ruang untuk membangun relasi dan pertemanan yang luas. Para alumni yang pernah diajar di kampus, ketika kembali ke tengah masyarakat mengabdi dengan modal ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus.
Meniti karier selaku dosen dimulai 1989. Sebelumnya, dosen Fakultas Ekonomi UG ini meniti karier pada dunia bisnis dengan bekerja pada kantor akuntan di Kota Manado. Saat masih di Manado, pria kelahiran Gorontalo 19 April 1962 ini, sudah menjadi tenaga dosen untuk profesi akuntansi sebelum ikut bergabung di STIE DLP Gorontalo yang jadi cikal bakal lahirnya UG.
Selama kurang lebih 29 tahun meniti karier dosen, mantan Wakil Rektor II UG ini mengisahkan suka duka selama mengajar. Menurutnya, suka yang dialaminya cukup banyak karena membagi pengetahuan dan keterampilan serta mencerdaskan sumber daya manusia terutama di daerah baru Gorontalo yang dimekarkan jadi provinsi dari Sulawesi Utara.(*)
Baca juga : Tahun 2016, Universitas Gorontalo Target Cetak 10 Doktor Baru
//