INIPASTI.COM, JOHOR – Ada yang unik selama perjalanan pulang Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, setelah menerima gelar kehormatan Doktor HC di Johor. SYL disuguhi makanan khas warga yang bermukim di Pontian.
Ketika menuju Singapura melalui jalur darat, SYL sempat singgah di Musium Bugis di wilayah Pontian Johor sekitar 28 Km dari Batu Pahat lokasi kampus UTHM. Di sana, SYL dan rombongannya memasuki wilayah Diaspora Bugis yang merupakan generasi kesekian di Johor. Rombongan SYL kemudian dijamu dengan makanan khas orang Bugis di tanah leluhurnya.
Makanan yang disajikan seperti burasa dan bajabu. Selain itu, disuguhi pula jalangkote dan beberapa jenis makanan khas Bugis lainnya. Selama berada di musium itu, puluhan Diaspora Bugis bersilaturrahmi dan foto bersama. Mereka juga menceritakan asal usul nenek moyang mereka sehingga sampai di Johor.
Ramle Hi Laibak staf dari kampus UTHM yang setia mendampingi rombongan kepada Inipasti.com bercerita tentang garis keturunannya. Ia bercerita kalau dirinya sudah merupakan generasi keempat dari leluhurnya. Pria yang menangani bagian keuangan di kampus UTHM itu mengaku leluhurnya dari Wajo. “Tetapi saya belum pernah menginjak Tanah Bugis,” katanya.
Hal sama juga dikemukakan H Andi Taufik. Taufik kini tinggal di Benno Pontian Johor. Ia merupakan generasi kedua Diaspora Bugis yang lahir di Johor 1953. Orang tuanya berasal dari Bone. Ia menyebutkan kalau Petta Duppa datang ke Johor dan membuka lahan perkebunan sekitar 1930.

Tradisi dan budaya leluhur Bugis masih tetap dipertahankan di Pontian. Setiap kali lebaran, makanan khas seperti burasa, songkolo, dan nasu likku ayam selalu tersedia. Hal yang sama juga dilakukan saat ada warga yang melaksanakan prosesi pernikahan. “Mereka masih tetap menggunakan tradisi Bugis,” ungkap Andi Taufik yang sukses mengelola kebun sawit di Pontian Johor ini. (*)
Baca juga : Rektor Unhas: SYL Layak Menerima Doktor HC
//