MAKASSAR – Dinamika di lapangan sudah demikian kompleksnya, merupakan ciri-ciri dari negara berkembang, dan semua permasalahan basisnya itu kembali ke agama. Ini sudah tentu berkaitan dengan keberadaan para ulama yang senantiasa menjadi contoh dan panutan dalam masyarakat.
Hal itu dikatakan oleh Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti saat menerima pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar di ruang kerjanya, Jum’at (22/07).
Pangdam menjelaskan bahwa di zaman sekarang ini banyak yang menyebut dirinya Ulama dan mengajarkan paham radikalisme dengan kekerasan yang ujung-ujungnya akan berakibat tidak baik bagi masyarakat.
“Karena itu, sangat perlu TNI dan ulama bersama dan bersatu berkomitmen menjaga stabilitas negara,” ujar Pangdam Agus.
Dia menambahkan bahwa tugas ulama sangatlah berat. Di satu sisi, kata Pangdam, Ulama harus memberikan dakwah dan pemahaman agama yang benar kepada masyarakat khususnya generasi muda. Sedangkan di sisi lain, ulama sering berbenturan dengan budaya, kehidupan sosial, politik maupun hukum. “Sehingga mau tidak mau, suka dan tidak suka, itu menjadi suatu tantangan bagi Ulama dalam rangka mengarahkan masyarakat ke hal yang benar sesuai tuntunna agama. Begitu pula dengan TNI dalam pendekatan kepada masyarakat, agama menjadi pilihan yang terbaik untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Pangdam Agus Surya Bakti.
Karena itu, Pangdam berharap agar TNI dan ulama tetap bersatu, menjalin kerja sama untuk menjaga kedaulatan NKRI, khususnya di wilayah Sulawesi. Dikatakan pula bahwa TNI dan ulama harus bersama-sama bersinergi dan jadikan agama sebagai pegangan hidup ke arah yang lebih baik demi keutuhan NKRI.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris MUI Makassar, Prof Dr H M Galib MA menyambut baik jalinan kerjasama dengan Kodam VII Wirabuana untuk mewujudkan stabilitas keamanan negara.
Bagaimanapun, kata Galib, visi dan misi MUI adalah mendukung Islam yang berahmatan dalam wadah NKRI.