INIPASTI.COM, MAKASSAR — Partnership of Australia-Indonesia Research (PAIR) bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam bidang penelitian untuk melakukan penelitian dalam beberapa sektor. Ada beberapa isu yang diangkat dari atas kerjasama ini, diantaranya konektivitas, komoditas dan kaum muda.
Unhas sendiri kemudian membentuk PAIR Lab, didirikan untuk memastikan kesinambungan riset di Sulawesi Selatan bekerjasama untuk menghasilkan kemitraan jangka panjang dan berkelanjutan, kolaborasi antara Universitas Hasanuddin dan Australia-Indonesia Centre (AIC).
PAIR Lab akan memperkuat jejaring peneliti di universitas dengan para pembuat kebijakan, kalangan industri dan masyarakat sipil, dan fokus pada kepentingan Sulawesi Selatan.
PAIR Lab ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia (Kemenristek).
Pendirian PAIR Lab tersebut menyusul pertemuan pimpinan AIC dan Universitas
Hasanuddin di gedung Rektorat Unhas Lt 4 pada Senin (5/12/2022).
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa, mengatakan PAIR Lab akan membantu menginformasikan kebutuhan riset di masa depan dan luaran riset yang lebih berdampak.
“Pelajaran yang didapat dapat digunakan untuk menciptakan lebih banyak laboratorium PAIR di Indonesia yang melihat tantangan di provinsi lain dan mengembangkan pengetahuan dan
aplikasi komparatif”, kata Prof JJ.
PAIR Lab diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya melalui riset, tetapi juga dalam pelatihan dan pembangunan ekosistem pengetahuan Sulawesi Selatan melalui webinar, forum, atau diskusi kelompok.
Prof JJ, mengatakan PAIR Lab merupakan langkah logis selanjutnya menyusul kerjasama berkelanjutan antara Universitas Hasanuddin dengan AIC dan Program PAIR.
“Universitas Hasanuddin bangga menjadi bagian dari kemitraan pengetahuan PAIR,
termasuk melalui banyaknya peneliti yang berkolaborasi dalam penelitian PAIR,” ungkapnya.
Sementara itu, Director Australia-Indonesia Centre Eugene Sebastian mengemukakan
riset yang dilakukan fokus pada komoditas rumput laut.
Kemudian pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare, dan permasalahan kaum muda sebagai kelompok demografis terbesar di Indonesia.
“Poin kerjasama yang akan diteruskan ada tiga area kerjasama, pertama konektivitas, komoditas dan kaum muda,” katanya.
Untuk membentuk area pelabuhan (konektivitas) misalnya, salah satu yang ditawarkan adalah skill training.