INIPASTI.COM, MAROS – Jemaah Calon Haji (JCH) asal Papua, tergabung dalam kloter 9, tiba di Asrama Haji Sudiang secara bertahap, Jum’at (19/8/2016). Rombongan asal provinsi paling timur Indonesia ini tiba di Sudiang, sejak pagi, sesuai dengan rombongan dari kabupaten masih-masing jemaah.
Karena tiba di Sudiang tidak bersamaan, sehingga seluruh JCH asal Papua ini baru akan diterima secara resmi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar, Sabtu (20/8/2016) besok.
Seluruh jemaah baru mendapatkan fasilitas dan layanan dari PPIH setelah mereka diterima secara resmi. Itu berarti, sebelum kedatangan mereka diterima secara resmi oleh PPIH, maka seluruh JCH harus memenuhi kebutuhan sendiri dengan biaya sendiri. Salah satunya adalah konsumsi.
JCH asal Papua yang tiba pagi hari, tampak memenuhi kantin asrama haji pada siang hari ini, usai salat Jumat. Mereka terpaksa membeli sendiri makanan yang ada di kantin untuk keperluan makan siang, karena catering haji belum tersedia untuk mereka. Sementara Pemerintah Daerah Papua, tampaknya tidak memberikan fasilitas untuk jemaah mereka.
Kasus ini berbeda dengan yang diterima oleh JCH asal Maluku Utara, di mana kebutuhan konsumsi dan transportasi untuk mereka
ditanggung sepenuhnya oleh Pemda Maluku Utara.
Tidak adanya bantuan dari Pemda Papua, diakui JCH asal Kabupaten Asmat, Muhammad Zain. Dia mengatakan, Pemda Papua juga tidak menanggung biaya transportasi jemaah untuk tiba di Makassar. Karenanya, seluruh jemaahh harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu tiket kapal dari kampungnya di kabupaten Asmat ke Timika, dengan biaya sebesar Rp 120 ribu per orang. Selanjutnya, ditambahkan lagi biaya tiket pesawat dari Timika ke Makassar sebesar Rp 1,8 juta per orang.
“Itu belum termasuk biaya hotel kami di Timika,” tambah Zain.
Hal senada juga diungkapkan Homari Mukadar Kaliyo dari Kabupaten Waropen. Ia juga harus merogoh kocek sebesar Rp 465 ribu untuk tiket kapal dari Waropen ke Biak, dan tiket pesawat dari Biak ke Makassar sebesar Rp 1,3 juta.
“Yah, mau diapa mas. Tidak ada yang uruskan di Pemda, jadi kami tanggung sendiri,” ucap Homari.
Mengenai adanya biaya tambahan itu, anggota PPIH Daerah Kab Kepulauan Yapen, Syahruddin angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa untuk masalah pembiayaan itu, tergantung dari persediaan dana dari Pemda setempat.
“Tergantung dari dana Pemda-nya, ada atau tidak. Juga tergantung pengurus hajinya, bagus lobi-lobinya (ke Pemda, red) atau tidak,” jelasnya.
Syahruddin menambahkan, khusus untuk transportasi JCH dari Kabupaten Kepulauan Yapen, semua ditanggung oleh Pemda. Sedangkan untuk akomodasi dan makan JCH di asrama haji sebelum penerimaan secara resmi besok, ditanggung oleh masing-masing jemaah.
“Untuk jemaah dari Kepulauan Yapen, Pemda tanggung tiket Serui-Biak, dan Biak ke Makassar,” tambannya.