INIPASTI.COM, MAKASSAR – Sekolah satu ini tampil beda. Murid yang datang belajar di ruang kelas, adalah anak-anak pemulung dan anak jalanan.
Di awal sekolah ini dirintis 2004, siswa ada membawa keranjang tempat penampungan sampah dengan pakainan compang camping.
Demikian ditegaskan Ketua Yayasan Pendidikan An-Nur Makassar, Drs.Muh Ilyas di temui di sekolahnya, Senin (18/2016) Jl. Rappokalling Utara Samping Tol Reformasi Makassar.
Dijelaskan, saat sekolah mulai beroperasi para guru ada yang tidak tahan mengajar, karena siswa ada tidak mandi, tidak sikat gigi, pakaian tidak pernah terganti, rambut awut-awutan.
Kesabaran dan ketekunan para guru, sehingga dalam kondisi kekinian anak-anak itu sudah bersih badan dan pakainnya, ungkap pria kelahiran Makassar 24 Maret 1967 ini.
Jenjang sekolah yang dikelolah yakni, tingkat Taman Kanak-Kanak, SD serta Madrasah Tsanawiyah. Data terakhir murid TK 60 orang, SD 75 orang serta tsanawiyah 20 orang.
Jenjang SD sudah beberapa kali melakukan penammatan, sedang jenjang tsanawiyah baru tahun ketiga, ungkap Ilyas.
Anak-anak pemulung dan anak jalanan ini ikut pendidikan semua serba gratis. Respon orang tua mereka dengan kehadiran sekolah komunitas pemulung dan anak jalanan cukup positif.
Orang tua mulai sadar akan pentingnya pendidikan sehingga generasi mereka tidak lagi mewarisi pekerjaan selaku pemulung, tandas Wakil Sekretaris Wilayah Persatuan Umat Islam (PUI) Sulsel ini.
Beberapa waktu lalu sekolah pernah mendapa bantuan tenaga guru asal Jepang. Mereka itu mengajari bahasan Jepang dan keterampilan kerajinan tangan. Interaksi siswa dengan orang asing tersebut, semakin memberi kepercayaan diri dan semangat tinggi untuk belajar dan menjadi orang pintar, katanya.