INIPASTI.COM, Siapa sangka, toge atau tauge yang biasa kita temui di piring pecel atau soto ternyata punya potensi besar sebagai pakan ikan nila? Ya, sayuran kecil yang lahir dari kacang hijau ini bukan hanya lezat untuk manusia, tetapi juga bisa jadi solusi hemat dan cerdas bagi para pembudidaya ikan nila. Dengan siklus produksi cepat dan biaya rendah, toge menawarkan cara baru untuk memangkas ongkos pakan tanpa mengorbankan nutrisi ikan. Mari kita kupas lebih dalam kandungan gizi toge dan bagaimana ia bisa jadi primadona di kolam budidaya.
Toge mengandung nutrisi yang cukup menarik untuk ikan nila, spesies omnivor yang doyan makan apa saja asal gizinya pas. Dalam 100 gram toge segar, ada sekitar 2,5-3,5 gram protein, 5-6 gram karbohidrat, serta sedikit serat dan lemak. Tak ketinggalan, toge juga kaya akan vitamin C, B kompleks, serta mineral seperti kalium, fosfor, dan magnesium. Meski kandungan airnya tinggi (90-92%), nutrisi ini tetap bisa mendukung pertumbuhan ikan nila, terutama untuk energi cepat dan kesehatan metabolisme. Bayangkan, dari 1 kg kacang hijau seharga Rp 22.000, Anda bisa panen 7-8 kg toge segar dalam 3-5 hari—efisien, bukan?
Namun, jangan buru-buru menganggap toge sebagai “pakan ajaib”. Ikan nila butuh protein 25-35% dan lemak 5-10% untuk tumbuh optimal, sementara toge hanya menyumbang protein sekitar 3-4% dan lemak di bawah 0,5%. Artinya, toge tak bisa berdiri sendiri. Tapi jangan khawatir, kelemahan ini bisa diatasi dengan cerdas. Campurkan toge dengan bahan kaya protein seperti tepung ikan atau bungkil kedelai, lalu tambahkan dedak padi untuk karbohidrat—voila, Anda punya pakan campuran yang murah dan bergizi. Untuk anakan ikan nila, toge segar yang dicacah halus bahkan bisa jadi camilan lezat yang mudah dicerna.
Ada trik lain agar toge makin maksimal: fermentasi atau pengeringan. Dengan difermentasi menggunakan mikroorganisme seperti EM4, kandungan proteinnya bisa naik sekaligus memperpanjang masa simpan. Kalau dikeringkan, kandungan air turun drastis, membuatnya lebih padat nutrisi dan mudah dicampur jadi pelet. Contoh sederhana, ambil 200 gram toge kering, campur 400 gram tepung ikan, 300 gram dedak, dan 100 gram tepung tapioka. Hasilnya? Pakan homemade dengan protein 20-25%, cukup untuk ikan nila dewasa.
Keuntungan lain, toge ramah dompet dan lingkungan. Produksinya tak butuh lahan luas, hanya kacang hijau, air bersih, dan wadah sederhana. bandingkan dengan pelet komersial yang harganya Rp 8.000-10.000 per kg—toge bisa jadi alternatif hemat sekaligus mengurangi ketergantungan pada pakan impor. Tapi, ada catatan penting: masa simpan toge segar cuma 2-3 hari, jadi distribusi harus cepat atau diolah segera agar tak busuk.
Jadi, apakah toge layak jadi bintang di kolam ikan nila Anda? Jawabannya tergantung strategi. Sebagai pakan tunggal, ia kurang kuat. Tapi sebagai suplemen atau bahan campuran, toge adalah aset berharga—murah, mudah dibuat, dan penuh potensi. Bagi pembudidaya yang ingin eksperimen, cobalah skala kecil dulu. Siapa tahu, dari toge kecil ini, keuntungan besar bisa tumbuh di kolam Anda!
(Penulis adalah penggemar inovasi budidaya yang percaya setiap bahan sederhana punya cerita hebat.)