INIPASTI.COM, BANYAK orang familiar dengan nama Kim Jong Il, namun dia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ayahnya, Kim Il Sung, yang menciptakan jabatan yang kini diwariskan secara turun temurun kepada keluarganya.
Kim Il Sung membawa sosialisme ke Korea Utara, mememulai pencucian otak besar-besaran dan mengkampanyekan propaganda agar dirinya disapa sebagai “Pemimpin Besar”, dan akhirnya mendapatkan kekuasaan absolut di negara itu dengan cara menggilas habis semua orang yang berpotensi menjadi saingannya. Ketika Kim Jog Il mewarisi kursi kekuasaan ayahnya, dia pun terbuai oleh besarnya peluang untuk berbuat apa saja yang diinginkannya akibat besarnya kekuasaan yang dimilikinya.
Kim Jong Il menyelesaikan pendidikannya di Republik Rakyat China dalam upaya menyelamatkan diri selama berlangsungnya Perang Korea, dan menyematkan gelar “Pemimpin Terhormat” kepada dirinya untuk membedakan masa kepemimpinannya dengan masa kepemimpinan ayahnya. Kim Jong Il meneruskan program pencucian otak yang dilakukan ayahnya dengan menyunting kurikulum sekolah untuk memuja-muja dirinya dan ayahnya sebagai titisan dewa: termasuk menyebarkan informasi yang tidak masuk akal bahwa dia dan ayahnya tidak pernah buang air besar dan air kecil. Masa pemerintahan Kim Jong Il di Korea Utara dikenang sebagai masa pemerintahan paling menindas yang pernah ada, karena warga negaranya hanya layak disebut dengan sebutan: penghuni penjara.