INIPASTI.COM, MAKASSAR – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar menyelenggarakan diskusi di Rumah Independen. Diskusi yang bertema “Identifikasi Kelas Pekerja Pers di Tengah Industri Media” menghadirkan pembicara dari Aktivis Buruh, Ar Sony. Dalam diskusi yang diikuti oleh sejumlah jurnalis di Makassar ini, Sony menitikberatkan pembahasannya pada kelayakan upah untuk kerja dan karya jurnalis.
Menurut Sony, masih banyak jurnalis yang bergaji sangat rendah padahal bekerja di media-media besar. “Pekerja media harus mampu mengindentifikasi hak dan kewajibannya dalam melakukan penguatan kapasitas. Kalau saya amati, solidaritas pekerja media dalam menyikapi upah layak, masih lemah,” ucapnya
Ia juga mengatakan, jurnalis juga tidak semudah buruh dalam mendirikan serikat pekerja. Sehingga persoalan upah yang layak, sering tak dipermasalahkan. Bahkan, tambah Sony, nyaris sangat jarang terjadi adanya pekerja media bersatu jika ada jurnalis yang digaji sangat rendah. Hal itu menurutnya berbeda ketika ada kekerasan terhadap jurnalis, dimana akan terlihat solidaritas yang tinggi, bahkan bersatu dengan semua elemen, termasuk mahasiswa.
Selain itu, Sony juga menambahkan bahwa jurnalis juga enggan mengidentifikasi hak-haknya meski tuntutan pekerjaannya tinggi. “Sebagai identifikasi awal, ini sangat penting untuk melihat sejauh mana kerja-kerja jurnalis dihargai,” tambah Sony.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua AJI Makassar Qodriansyah Agam Sofyan yang juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya, sejauh ini kerja-kerja jurnalis sering kali tidak dihargai. “Selain jam kerja jurnalis yang tidak terbatas, hasil karya yang dihasilkan juga sering mendapat perlakuan tidak manusiawi,” tambahnya.
Diskusi yang diprakarsai oleh Divisi Ketenagakerjaan AJI Makassar ini berlangsung pada hari Jumat (30/9). Koordinator Divisi Ketenagakerjaan AJI Makassar, Muhammad Yunus yang juga bertindak sebagai moderator mengatakan, diskusi ini merupakan tahap awal. Dimana masih akan dilanjutkan ke depannya. Hal itu karena penguatan dan identifikasi hak-hak jurnalis harus terus digalakkan agar tidak ada lagi jurnalis yang kerja tanpa waktu jeda.(*)
Baca juga : Sekretaris AJI Makassar : Masih Banyak Media Menghakimi ODHA
//