INIPASTI.COM, MAKASSAR – Setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan minimnya kesadaran Wajib Pajak di Sulawesi termasuk Sulawesi Selatan (Sulsel), Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo memberikan tanggapan bila pernyataan Menkeu hanya ungkapan bercanda, Senin (28/11/2016).
Menurutnya, masyarakat Sulsel sangat patuh dalam membayar pajak, bahkan pencapaian program tax amnesty atau pengampunan pajak melebihi target diberikan.
Mengenai sindiran Sri Mulyani, dan dua jempol ke bawah yang diberikan untuk pencapaian pajak Sulsel, ia menyatakan hal tersebut hanya sebuah candaan dan bentuk keakraban saja, karena pada dasarnya masyarakat Sulsel patuh dalam membayar pajak.
“Pajak itu tidak berada di bawah kendali Gubernur, tapi langsung oleh Menteri Keuangan. Seharusnya, Sri Mulyani kasih begini dirinya sendiri (menunjukkan jempol ke bawah, red). Tapi, itu sebetulnya bentuk keakraban. Just joke lah,” kata SYL, ketika menanggapi perkataan Sri Mulyani saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Makassar, Senin (28/11/2016).
SYLÂ menyebutkan, dalam program tax amnesty yang dilakukan di Sulsel dari target Rp700 miliar, Sulsel berhasil mencapai Rp800 miliar lebih. “Saya harap, ini jangan berarti tidak dipatuhi oleh masyarakat Sulsel. Masyarakat Sulsel itu patuh pajak asal dikasih tahu, bahkan kemarin tax amnesty over target,”ujarnya.
Untuk itu, ia minta agar semua meluruskan pernyataan Sri Mulyani, mengenai kepatuhan masyarakat Sulsel membayar pajak. “Saya minta diluruskan. Saya lebih dorong pendapatan rakyat daripada pajak. Kalau ekonomi baik, tinggal kesadaran pajak di dorong,” terangnya.
SYL menyatakan Gubernur itu urusannya pendapatannya rakyat, urusan pajak itu urusannya Kanwil Pajak. Tidak disuruh saja hasilnya sudah sebegitu, dan terbaik nasional, tapi justru dibilang paling rendah.
Pencapaian pajak Sulsel, menurutnya merupakan yang tertinggi di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Jika di Pulau Jawa dan Kalimantan pencapaian pajaknya bagus, karena didominasi perusahaan besar. Sedangkan di Sulsel, pemasukan pajak terbanyak dari rakyat.
“Tolong diluruskan dulu. Paling tidak dikasih tahu, kenyataannya tidak seperti itu,” paparnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan, pertumbuhan ekonomi Sulsel sangat tinggi yakni mencapai 8,05 persen. Namun tidak dibarengi dengan kesadaran wajib pajak yang masih rendah.
Untuk Sulawesi secara keseluruhan, Sri mengatakan, sumbangan pajaknya baru sekitar Rp9,1 triliun atau 3,1 persen dari total penerimaan PPH dan PPN.
Sri menambahkan, dari total 666.750 wajib pajak, baru 8.871 orang atau 1,3 persen yang mengikuti tax amnesty, untuk Sulsel, disusul Sulawesi Utara dengan 3.220 atau 1,2 persen dari total 271.781 wajib pajak.