INIPASTI.COM, RIO DE JANEIRO – Indonesia mengirimkan 28 atlet di Olimpade Rio 2016. Mereka akan mengukuti 20 nomor dari tujuh cabang olahraga yang dipertandingkan di olimpiade yang diselenggarakan di negeri Samba Brasil. Ketujuh cabor yang diikuti oleh atlet Indonesia adalah panahan, atletik, bulutangkis, balap sepeda, dayung, renang dan angkat berat.
Indonesia diketahui telah mengikuti 14 kali olimpiade, yaitu sejak olimpiade Helsinky 1952. Hanya dua kali Indonesia absen dalam perhelatan olahraga dunia ini, yaitu Olimpiade Tokyo 1964 dan Olimpiade Moskow 1980.
Hari ini, Sabtu (6/8/2018), tiga atlet Indonesia akan berlaga, yaitu di cabang olahraga panahan untuk nomor beregu putra. Tim Indonesia diperkuat Ega Agatha, Hendra Purnama dan Muhammad Wijaya yang rampil melawan atlet panahan asal Taiwan.
Panahan merupakan satu cabor andalan Indonesia. Pada olimpiade Seoul 1988, Indonesia meraih medali perak pertamanya dari cabor panahan yang diperkuat Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani dalam nomor beregu putri.
Sejak itu, tim Indonesia selalu membawa pulang medali dari olimpiade. Setelah berhasil membawa pulang medali perak di olimpiade Seoul 1988, giliran cabor bulutangkis yang mempersandingkan medali emas untuk Indonesia pada olimpiade Barcelona 1992. Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti menjadi pahlawan emas olimpiade Indonesia dari Cabor bulutangkis masing-masing di tunggal putra dan putri.
Dari olimpiade yang sama di cabor yang sama, Indonesia juga membawa pulang medali perak untuk nomor ganda putra yang dipersembahkan oleh pasangan Eddy Hartono dan Rudy Gunawan. Sedangkan perunggu diraih oleh tunggal putra Hermawan Susanto.
Pada olimpiade Atlanta 1996, tim Indonesia masih sukses membawa pulang medali emas, perak dan perunggu dari cabor bulutangkis. Medali emas diraih melalui pasangan Rexy Mainaky dan Ricky Subagja pada nomor ganda putra. Sementara medali perak dibawa pulang oleh Mia Audina dari nomor tunggal putri. Dua medali perunggu, juga sukses diraih tim bulutangkis Indonesia, masing-masing oleh Antonius Ariantho dan Denny Kantono di nomor ganda putra, serta dari nomor tunggal putri oleh Susi Susanti.
Olimpiade Sydney 2000, tim Indonesia masih cukup kuat untuk cabor bulutangkis. Satu medali emas dan dua perak berhasil dibawa pulang. Medali emas diraih dari nomor ganda putra oleh Tony Gunawan dan Candra Wijaya, sedangkan dua perak masing-masing dari nomor ganda campuran oleh Tri Kusharjanto dan Minarti Timur, serta tunggal putra oleh Hendrawan.
Di Olimpiade Sydney ini, Indonesia tak hanya membawa pulang medali dari bulutangkis. Atlet angkat besi juga telah menunjukkan taringnya di Sydney dengan membawa medali perak oleh Raema Lisa Rumbewas di nomor 48 kg putri, dan dua medali perunggu masing-masing oleh Sri Indriyani (nomor 48 kg putri) dan Winarni Binti Slamet (nomor 53 kg putri).
Bulutangkis kembali menjadi pahlawan medali emas Indonesia di Olimpiade Athena 2004, melalui Taufik Hidayat di nomor tunggal putra. Medali perunggu diraih oleh Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra dan Eng Hian bersama Flandy Limpele dari nomor ganda putra. Sementara Raema Lisa Rumbewas berhasil mempertahankan medali peraknya di Athena pada nomor 53 kg putri.
Indonesia masih berhasil mengukuhkan kekuatan tim atlet bulutangkisnya di Olimpiade Beijing 2008, dengan meraih medali emas di nomor ganda putra melalui Hendra Setiawan dan Markis Kido, dan perak di nomor ganda campuran oleh Nova Widianto dan Lilyana Natsir. Di olimpiade yang sama, tiga perunggu juga dibawa pulang, masing-masing dari tunggal putri bulutangkis oleh Maria Kristin Yulianti, serta angkat besi nomor 56 kg putra oleh Eko Yuli Irawan dan Triyatno di nomor 62 kg putra.
Kejayaan bulutangkis Indonesia terputus di Olimpiade London 2012. Tak ada medali satupun yang dapat diraih dari cabor andalan ini. Medali hiburan yang bisa dibawa pulang oleh tim atlet Indonesia adalah dari angkat besi. Triyatno meraih medali perak dari nomor 69 kg putra, sedangkan Eko Yuli Irawan meraih perunggu dari nomor 62 kg putra.