INIPASTI.COM, MAKASSAR – Ternyata Nurdin Halid hampir pasti maju pada Pilgub Sulsel 2018. Ia akan berhadapan dengan politikus yang membangun karir politik dari bawah, seperti Agus Arifin Nu’mang, Ikhsan Yasin Limpo dan akademisi yang menjadi Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah. Setelah lama melakukan basa-basi politik, ternyata dalam keluarga besarnya sudah diputuskan untuk maju. “Keluraga besar kami mensuport semuanya, kami sudah mulai kerja-kerja politik dengan brending mobil.” Ujar adik Nurdin, Kadir Halid.
Nurdin Halid sudah menemui keluarga besarnya, untuk memohon dukungan dan supportnya. Hasilnya, semua keluarga Nurdin Halid menyetujui rencana Nurdin Halid. Nurdin Halid selama ini, setelah didera kasus hukum beberapa tahun yang lalu, dia lebih banyak menjadi pekerja politik di Partai Golkar. Sedikit yang mengira Nurdin akan balik ke Sulsel untuk bertarung pada Pilgub 2018.
Bagaimana peluang Nurdin Halid pada Pilgub 2018? Kalau merujuk pada pengalaman politik yang ada, sejumlah saudara dan anak-anaknya yang ikut dalam pentas politik Pileg 2004 yang lalu, tidak ada satupun keluarga inti Nurdin yang lolos. Baik DPRD kabupaten/kota, DPRD Provinsi atau DPR RI. Ini menunjukkan keluara besar Nurdin Halid, belum memiliki investasi sosial, ekonomi, hukum dan budaya pada masyarakat Sulsel. Kadir Halid yang sekarang duduk sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPRD Sulsel karena PAW Adnan Ikhsan Yasin Limpo yang terpilih menjadi Bupati Gowa.
Kelebihan Nurdin Halid karena telah memiliki patai politik, yakni Partai Golkar. Nurdin memang memiliki kemampuan bermain politik pada ruang “sempit,” loby-loby politiknya mumpuni. Ketika Aburizal Bakrie (Ical) menjadi Ketua Umum Golkar, Nurdin menjadi salah satu petinggi Golkar. Ical diganti Setia Novanto, posisi Nurdin semakin kuat, menjadi Ketua Bapilu dan Ketua Harian Partai Golkar. Kekuatan Nurdin terletak pada kapasitasnya memainkan peran-peran intrik politik. Tapi apakah intrik politik bisa diturunkan menjadi kekuatan massal? Ini yang masih menjadi pertanyaan.
Apakah Golkar bisa mengantarkan Nurdin Halid menjadi Gubernur Sulsel? Pengalaman dua kali pemilihan langsung Gubernur Sulsel, Golkar kelihatannya menjadi partai yang cair, sebagaimana partai lainnya. Amin Syam Ketua Golkar Sulsel pada Pilkada Gubernur 2007, kalah menghadapi partai gurem yang mendukung Syahrul Yasin Limpo. Kuncinya, untuk memenangkan Pilkada Gubernur, tidak hanya mengandalkan infrastruktur parpol, tetapi yang cukup penting adalah suprastruktur politik, jaringan sosial dan investasi sosial yang dimiliki. Politik Indonesia, kadang-kadang sulit dimengerti, ini karena kualitas elit-elit politik cenderung tidak memiliki visi yang kuat tentang politik. Mereka lebih berkosentrasi pada politik jangka pendek. Ini yang menyebabkan politik tidak cukup produktif dalam peningkatan pembangunan ekonomi. (*)