INIPASTI.COM, MAKASSAR – Survei Indeks Kebahagian masyarakat Sulsel yang dilakukan pada akhir Mei sampai awal Juni 2016, tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan nilai indeks kebahagiaan yang dicapai pada survei indeks kebahagian secara nasional yang dirilis pada 2015. Indeks kebahagiaan masyarakat Sulsel pada 2016 berada pada angka 69,51, sedangkan hasil survei yang dirilis secara nasional pada 2015 sebesar 69,80 dengan rata-rata Indonesia sebesar 68,28.
Provinsi yang paling tinggi indeks kebahagiaannya pada 2015 adalah Riau sebesar 72,42, disusul Maluku dan Kalimantan Utara dan yang terendah ditempati oleh Papua dengan angka 60,97. Dengan angka ini secara nasional Sulsel berada pada peringkat 12. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan masyarakat Sulsel berkontribusi untuk meningkatkan indeks kebahagiaan secara nasional. Demikian Imam Mujahidin, Direktur Eksekutif Institute for Social and Political Economic Issues (ISPEI).
Terdapat sepuluh unsur yang menjadi instrumen survei untuk mengetahui indeks kebahagian masyarakat; pendidikan, kesehatan, pekerjaan, pendapatan RT, kondisi lingkungan, keamanan, hubungan sosial, keharmonisan keluarga, waktu luang dan kondisi rumah.
Menurut Imam, hasil survei indeks kebahagiaan di Sulsel 2016 memperlihatkan unsur keharmonisan keluarga menempati indeks yang paling tinggi sebesar 75,58, disusul keamanan sebanyak 73,89, hubungan sosial 73,12, kondisi lingkungan 70,02. Sedangkan indeks unsur yang paling rendah adalah pendapatan RT hanya 62,53, diikuti oleh unsur pendidikan 62,76. Tingkat kebahagiaan masyarakat Sulsel lebih banyak ditunjang oleh relasi antar-anggota keluarga yang menyenangkan, interaksi sosial yang menghadirkan lingkungan yang harmonis dan aman.
Secara metodologis, survei ini tidak dapat menggambarkan secara sempurna keadaan kebahagiaan per kabupaten kota di provinsi Sulsel, namun jika ditelusuri secara parsial, berdasarkan demografi, kabupaten yang paling tinggi indeks kebahagiaannya adalah Sopeng sebesar 84,57, disusul Bulukumba 83,57, Selayar 77,70, Barru 76,29 dan Pangkep74,18. Sedangkan kabupaten yang paling rendah indeks kebahagiaannya adalah berturut-turut: Lutim 58,60, Wajo 61,17, Palopo 62,17, Jeneponto 63,94 dan Bantaeng 64.30. Data ini berbanding terbalik dengan angka-angka ekonomi yang diraih oleh kabupaten kota. Lutim misalnya adalah kabupaten nomor dua sesudah Makassar yang memiliki PDRB tinggi, namun indeks kebahagiaannya relatif rendah, lanjut Imam.
Etnis yang memiliki indeks kebahagiaan paling tinggi adalah etnis Mandar sebesar 73,06, Bugis 71,05, dan Bali 70,67. Indeks dilihat dari jenis pekerjaan, pegawai swasta merupakan kelompok masyarakat yang paling merasa bahagia, dengan nilai indeks sebesar 74,35, disusul PNS//POLRI/TNI 72,33, dan pengusaha 72,23.
Indeks menurut unsur pendidikan, komunitas masyarakat yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi adalah mereka yang memiliki tingkat pendidikan S2 & S3 sebesar 82,95. Tamatan D2 mengambil posisi kedua dengan nilai indeks kebahagian sebanyak 81,93, dan tamatan S1 hanya mendapat indeks kebahagiaan senilai 74,73.