INIPASTI.COM, MAKASSAR, – Pasangan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-ARB) berpeluang menang telak jika peta dukungan partai di Pilwalkot Makassar 2020 mengucut pada skema head to head atau duel.
Analisis ini berdasarkan hasil survei terbaru PT. General Survei Indonesia (GSI). Berhadapan dengan pasangan manapun, peluang Appi-ARB terus terbuka lebar.
“Jika head to head melawan Danny-Fatma, Appi-ARB kalah tipis hanya 1,8 persen. Jadi masih dalam batas margin error. Sedang jika head to head dengan Ical-Fadli, Appi-ARB unggul telak 16,7 persen,” kata Direktur PT GSI, Herman Lilo di Hotel Swissbelinn Makassar, Minggu (28/6/2020).
Dalam detil survei yang digelar 18-25 Juni 2020 itu, ada dua simulasi head to head, yakni Danny-Fatma versus Appi-ARB dan Ical-Fadli versus Appi-ARB.
Jika Danny-Fatma berhadapan dengan Appi-ARB, elektabilitas Danny-Fatma mencapai 42 persen sedangkan elektabilitas Appi-ARB mencapai 40,2 persen.
Sementara jika Ical-Fadli berhadapan dengan Appi-ARB, elektabilitas Ical-Fadli hanya mencapai 30,8 persen sedangkan elektabilitas Appi-ARB mencapai 47,5 persen.
“Ini adalah gambaran jika pilwakot berlangsung hari ini. Elektabilitas para calon masih mungkin untuk berubah, entah itu naik atau turun tergantung kerja-kerja pemenangan mereka,” imbuh Herman.
Danny-Fatma Pasti Kalah
Direktur PT GSI, Herman Lilo menganalisis peluang Danny-Fatma memenangkan Pilwalkot sangat tipis. Hal ini berdasarkan rekam tren elektabilitas mantan Walikota Makassar periode lalu itu selama ini.
Apalagi dalam semua simulasi, pasangan Danny-Fatma hanya menang tipis terhadap para calon penantang. Perbedaan tipis dan kecenderungan tren negatif menjadi biang kekalahan Danny.
“Adalah kecelakaan bagi seorang petahana jika elektabilitasnya berbeda tipis dengan penantang. Apalagi petahana selalu menjadi musuh bersama para penantang. Orang yang diasosiasikan sebagai petahana, lalu tren surveinya negatif (turun.red), itu akan mengalami turbulensi sampai hari H nanti,” tegas Herman.
Adapun tren Ical-Fadli diakui meningkat positif bersama-sama dengan tren Appi-ARB. Menurut Herman, lonjakan elektabilitas Ical-Fadli cukup banyak dipengaruhi oleh kerja-kerja kampanye terselubung yang dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar selama masa pandemi Covid-19.
“Penggunaan PMI oleh Deng Ical pada masa pandemi itu memang sangat efektif dan terus mengangkat elektabilitas beliau. Tapi pada masa kampanye resmi nanti, dia tidak lagi bisa bergerak menggunakan PMI. Karena sangat riskan melanggar aturan kampanye,” lanjut Herman.
(Muh. Seilessy)