INIPASTI.COM – Sejumlah orang di Masjid Al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur, terlibat dalam keributan serius yang berujung pada adu jotos.
Insiden ini bermula dari perseteruan terkait penentuan imam salat Maghrib. Tiga orang mengalami luka-luka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Menurut Mashuri (40), seorang jemaah Masjid Al Muttaqun, keributan dimulai ketika warga bersiap-siap untuk melaksanakan Salat Maghrib berjemaah pada Rabu, 13 Desember 2023.
“Awalnya saya melihat banyak orang di dalam masjid, bukan warga Kelurahan Manisrenggo. Waktu saya salat sunnah, terjadi keramaian dan pemukulan di tengah masjid,” ungkap Mashuri.
Mashuri berusaha untuk melerai kericuhan, tetapi malah menjadi korban pemukulan dari kelompok jemaah lainnya, hingga mengalami kehilangan kesadaran. Ia kemudian melaporkan insiden ini kepada pihak kepolisian.
Pertikaian tersebut diduga berasal dari konflik antara ahli waris tanah wakaf masjid dan kelompok mereka yang ingin memaksakan diri menjadi imam salat.
Meskipun takmir dan warga sudah menyusun jadwal serta menyepakati imam salat Maghrib, kelompok tersebut memaksakan kehendaknya.
Saifuddin, Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun, menjelaskan bahwa keributan ini dipicu oleh kelompok yang memaksakan diri menjadi imam.
“Kejadian kemarin terjadi karena ada pihak yang tidak terima mengganti Imam Salat Maghrib,” ungkapnya.
Masjid ini juga tengah mengalami sengketa antara warga dan ahli waris wakaf, yang saat ini ditangani oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri.
“Kami menunggu keputusan dari BWI. Kami legowo menerima apapun putusan yang diambil,” tambah Saifuddin.
Namun, kelompok lain terlihat ingin menguasai masjid sebelum ada putusan resmi, menciptakan peristiwa keributan seperti yang terjadi.
Dampak dari keributan ini cukup serius, dengan sejumlah takmir dan jemaah masjid mengalami luka-luka. Setidaknya, tiga orang harus mendapatkan perawatan medis.
Saifuddin menegaskan bahwa masjid ini merupakan hasil wakaf dari lebih dari satu orang, sementara pembangunannya dilakukan melalui partisipasi gotong-royong dari warga masyarakat.
Masih terdapat upaya untuk mencapai perdamaian, tetapi kendala muncul karena seolah-olah pihak tertentu ingin menguasai seluruhnya tanpa mempertimbangkan pendapat dari pihak lainnya (sdn)