INIPASTI.COM – Belakangan ini, masyarakat di beberapa daerah dihebohkan dengan dugaan adanya beras plastik atau sintetis yang mungkin beracun.
Beberapa warga mengklaim mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi beras yang diduga sintetis.
Pada isu ini, Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, merespons dengan tegas. Kedua pejabat ini bersama-sama membantah adanya beras sintetis tersebut.
Menurut Arief, isu beras sintetis muncul karena ada pihak-pihak yang tidak puas dengan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, Arief juga menjelaskan bahwa plastik jauh lebih mahal daripada beras.
Ia mengatakan, “Sekarang, jika ada beras sintetis, Satgas pangan akan segera menyelidiki. Jadi, ini hanya sedikit orang yang mengklaim bahwa itu adalah beras sintetis dari jutaan ton beras yang diimpor oleh Bulog. “
Arief juga mendesak Satuan Tugas Pangan (Satgas Pangan) untuk segera menyelidiki perkembangan informasi ini dan mengingatkan agar tidak ragu untuk menindak siapa pun yang dengan sengaja menciptakan kekacauan di masyarakat dengan informasi palsu tersebut.
“Ya, Satgas Pangan, kita bekerja sama dalam hal ini. Jika perlu diproses, jangan ragu-ragu, karena itu hanya akan menciptakan kekacauan,” tegasnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menduga bahwa ada pihak yang sengaja mencoba merusak citra pemerintah dengan isu beras plastik dan beracun.
Awalnya, Budi Waseso menceritakan bahwa China memang telah siap mengekspor beras ke Indonesia. Namun, sebelum beras tersebut tiba, isu negatif mengenai beras plastik dan beracun dari China telah tersebar.
Ia menegaskan bahwa beras dari China belum tiba di Indonesia dan mengatakan bahwa klaim beras plastik dan beracun dari China tidak masuk akal, mengingat plastik jauh lebih mahal daripada beras.
“Ini hanya upaya kelompok-kelompok tertentu yang mencoba merusak pemerintah melalui isu pangan,” kata Budi Waseso.
Budi Waseso juga menjelaskan bahwa semua beras yang dikelola oleh Bulog, khususnya yang diimpor, telah melalui pemeriksaan oleh Badan Karantina Pertanian dan PT Sucifindo, sehingga klaim mengenai beras plastik ini sangat tidak mungkin terjadi.
Dalam kerinduannya terhadap informasi yang tidak benar ini, Budi Waseso menyatakan bahwa ia telah meminta Satgas Pangan dan Kepolisian untuk segera menangkap siapa pun yang menyebarkan hoaks ini.
“Kami juga berkolaborasi dengan Satgas Pangan dari Kepolisian untuk meminta pengawasan dan tindakan hukum terhadap pihak-pihak yang terbukti menyebarkan berita palsu (hoaks) mengenai beras sintetis ini agar pelaku segera ditangkap sehingga tidak menciptakan kekacauan di situasi saat ini,” katanya.
Sebagai tambahan informasi, beredarnya klaim mengenai beras sintetis telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga, seperti yang dialami oleh sebuah keluarga di Medan, Sumatera Utara.
Salah satu anggota keluarga ini memilih untuk tidak mengonsumsi beras karena takut itu adalah beras sintetis dan lebih memilih untuk mengonsumsi jagung sebagai alternatif.
Salah satu warga, Teti, mengklaim bahwa beras yang dibelinya tercium bau plastik saat dimasak, dan memiliki tekstur yang berbeda dari beras biasanya.
Seiring dengan perkembangan isu ini, pemerintah dan otoritas terkait akan terus menyelidiki klaim mengenai beras sintetis ini untuk memastikan keamanan dan kebenaran informasi yang disampaikan kepada masyarakat (sdn)