Penulis: Matthew Syed* (BBC Magazine)
APAKAH orang akan mengubah pandangannya ketika diberi bukti melimpah yang berlawanan dengan pendapatnya? Belum tentu, tulis Matthew Syed.
Kita sering berpikir bahwa kita menegimbangi pendirian kita dengan bukti. Bukankah itu ciri rasionalitas? Ketika informasi berdatangan dan memberi tahu kita bahwa kita harus berubah pikiran, kita akan melakukannya.
Begitukah?
Silakan simak sebuah eksperimen, di mana dua kelompok direkrut. Satu kelompok adalah pendukung fanatik hukuman mati. Mereka memiliki ikatan emosional yang kuat dan mendukung hukuman mati secara terbuka. Kelompok yang satu lagi adalah penentang mati-matian hukuman tersebut. Mereka ketakutan terhadap “pembunuhan yang dilakukan oleh negara”.
Setiap kelompok kemudian disodori dua dokumen. Setiap dokumen memuat isi yang sangat impresif. Dokumen tersebut berisi bukti yang dihasilkan melalu riset serius. Namun, ini persoalannya. Dokumen pertama mengumpulkan semua bukti yang mendukung hukuman mati. Dokumen kedua mengumpulkan semua bukti sebaliknya.
Anda mungkin akan berpikir bahwa, setelah mereka disodori bukti yang saling berlawanan tersebut, kedua kelompok itu mungkin akan menyimpulkan bahwa hukuman mati merupakan masalah yang kompleks dan kedua belah pihak memiliki argumen masing-masing. Anda mungkin mengharapkan mereka untuk sedikit bergeser dari pendapat mereka sebelumnya. Namun, ternyata justru sebaliknya yang terjadi–mereka menjadi semakin terpolarisasi.
Ketika ditanya bagaimana sikap mereka setelah membaca kedua dokumen tersebut, yang mendukung hukuman mati mengatakan mereka sangat terkesan dengan dokumen yang sejalan dengan pandangan mereka. Datanya sangat menyeluruh, kata mereka. Datanya sangat luas. Datanya sangat kuat. Sedangkan dokumen lainnya, well, datanya penuh lubang di sana sini, rendah mutunya, dan pendapatnya lemah di mana-mana. Kesimpulan berlawanan ditarik oleh mereka yang menentang hukuman mati. Mereka bukan hanya tidak setuju dengan kesimpulan di atas. Mereka bahkan menemukan bahwa statistik (netral) pun tidak mengesankan. Setelah membaca dokumen yang persis sama, mereka justru semakin kukuh bergeming pada posisi mereka semula.