INIPASTI.COM, RUMAH tinggal prefab (pre-fabrication house) adalah bangunan rumah tinggal yang menggunakan bahan bangunan yang sudah jadi, mengikuti modul bahan yang dibuat di pabrik, namun demikian dalam pelaksanaan kontruksinya dapat dengan mudah dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan ukuran yang dikehendaki oleh arsitek. Bahan bangunan prefab seperti pada gambar di atas (beton ringan), dapat dipotong dengan mudah, hanya menggunakan gergaji biasa.
Pembangunan rumah tinggal prefab memerlukan waktu yang relatif lebih cepat karena komponen bangunan dibuat di pabrik, diangkut ke lokasi, lalu dirakit sesuai dengan desain. Keuntungannya adalah : upah kerja menjadi lebih murah, waktu konstruksi lebih cepat, lingkungan pembangunan lebih bersih, dan hampir tidak ada sisa bahan bangunan yang terbuang, tidak mengganggu lingkungan sekitar (bebas bising dan debu). Dengan demikian biaya pembangunan akan menjadi lebih murah dari bangunan konvensional yang kita kenal selama ini.
Perkembangan rumah tinggal prefab didunia (Amerika, Canada, Eropa, Jepang, Korea, China) sudah sangat maju. Beragai macam istilah untuk rumah prefab seperti manufactured house, modular house, dwellhouse prefab, atau portable house prefab, telah menjadi budaya pada negara negara tersebut. Sementara di Indonesia belum berkembang dengan baik karena sangat kurangnya informasi yang sampai ke masyarakat dan atau pemahaman yang masih minim dari masyarakat.
Perkembangan teknologi bahan untuk bangunan rumah tinggal prefab saat ini cukup pesat dan sangat beragam, seperti beton pracetak (precast concrete), bata ringan (autoclaved aerated concrete), baja ringan (light gauge-steel), kayu lapis (timber framed), sandwich panel (panel yang bagian kiri-kanannya dilapisi metal dan ditengahnya diberi isolator polystyrene), beton ringan (lightweight concrete).
Di masa mendatang, rumah prefab akan menjadi solusi untuk pembangunan rumah dengan harga yang relatif murah, waktu pelaksanaan konstruksi yang lebih singkat, ramah lingkungan, dan mendukung pencapaian bangunan hijau (green building) karena mengurangi limbah dan degradasi lingkungan. Untuk mencapai maksud tersebut, para arsitek perencana dan suplier-suplier terkait secara intens melakukan edukasi kepada masyarakat sehingga paradigma rumah konvensional yang menggunakan batu bata (tanah liat), kayu, dan bahan-bahan bangunan lainnya yang mengganggu keseimbangan alam segera ditinggalkan.