INIPASTI.COM – Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa negosiasi dengan Hamas Palestina mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan sandera berjalan “konstruktif.”
Pembicaraan, yang diprakarsai oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, dilaporkan berjalan lancar, meskipun masih ada kesenjangan signifikan yang akan dibahas dalam pertemuan tambahan pekan ini.
Menurut pernyataan dari kantor PM Netanyahu pada Minggu (28/1), para pihak akan terus berdiskusi untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.
Associated Press melaporkan bahwa para negosiator AS, termasuk direktur CIA William Burns, telah menyusun kerangka kerja negosiasi yang menitikberatkan pada penyetopan perang selama dua bulan antara Hamas dan Israel.
Usulan dari pejabat Washington melibatkan gencatan senjata sementara selama 30 hari pertama, fokus pada pembebasan sandera perempuan, orang lanjut usia, dan mereka yang terluka dari pihak Israel.
Setelah itu, gencatan senjata akan diperpanjang selama 30 hari lagi untuk membebaskan warga sipil laki-laki dan tentara Israel, bersamaan dengan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Jika kesepakatan ini disetujui, para negosiator berharap dapat membuka peluang untuk perundingan lebih lanjut mengenai gencatan senjata jangka panjang yang lebih tahan lama.
Meski demikian, laporan dari The Guardian menyebutkan bahwa Hamas telah menolak menerima kesepakatan yang tidak menyangkut gencatan senjata permanen dalam pembicaraan di Doha.
Sebuah sumber yang mengetahui diskusi terbaru menyatakan bahwa proposal saat ini mengusulkan sistem gencatan senjata bertahap dan pembebasan sandera untuk membangun kepercayaan. Keberhasilan setiap tahap dapat membuka jalan untuk negosiasi gencatan senjata permanen.
Namun, kemajuan di Paris memerlukan dukungan politik dari sayap politik Hamas untuk meyakinkan para pemimpin milisi agar menyetujui kesepakatan tersebut.
Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu dan penyanderaan 250 orang, yang sebagian telah dibebaskan dalam gencatan senjata akhir November, menjadi latar belakang perundingan.
Saat ini, diperkirakan masih ada 136 sandera yang ditahan oleh Hamas, dan keluarga mereka terus mendesak pemerintah Israel untuk membebaskan mereka.
Sementara itu, agresi Israel buntut serbuan Hamas telah menewaskan lebih dari 26.400 orang, dengan mayoritas korban termasuk anak-anak dan perempuan (sdn)