INIPASTI.COM – Pada Sabtu, 21 Oktober 2023, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) khususnya dari Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Alauddin Makassar mendapat kesempatan untuk memperluas pengetahuan praktis mereka.
Ini terjadi melalui pelatihan rutin yang diselenggarakan Tagana Kompi FDK-UIN Alauddin dan mendapat dukungan dari Tim PSC 119 Kabupaten Gowa, dan Instruktur utama dari Pencak Silat Perisai Nusantara (PSPN) Pusat, yang berkedudukan di Kelurahan Mawang, Kabupaten Gowa.
Tim 119 Gowa memiliki peran penting dalam menangani kegawatdaruratan dan terdiri dari empat komponen utama:
Mengakses perawatan darurat.
Memberikan perawatan di masyarakat.
Melakukan perawatan dalam perjalanan.
Menyediakan perawatan saat tiba di fasilitas perawatan kesehatan.
Dalam rangka mencapai pelayanan kegawatdaruratan yang optimal, dibangunlah sistem yang dikenal sebagai Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, disingkat sebagai SPGDT.
Salah satu bentuk nyata dari SPGDT adalah layanan Public Safety Center/Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu (PSC), yang salah satunya dikoordinir oleh anggota tim, Rahman Rewa dari Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
Kegiatan pelatihan ini membawa semangat ke dalam latihan Tagana Kompi FDK – UIN Alauddin Makassar, yang berkumpul di kampus UIN untuk berbagi pengetahuan dengan anggota Tagana yang melaksanakan latihan rutin setiap Sabtu petang.
Selain pengetahuan dasar tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi insiden yang memaksa petugas Tagana untuk memberikan bantuan segera, anggota Tagana Kompi UIN Alauddin juga menerima pelatihan Dasar-Dasar Bela Diri.
Pelatihan ini disampaikan oleh tim Pencak Silat Perisai Nusantara (PSPN) yang dipimpin oleh Sahabuddin Nassa, yang juga merupakan anggota Tagana Gowa, dan berkedudukan di Jalan Poros Malino Buttadidi, Kelurahan Mawang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Kegiatan pelatihan ini melibatkan sejumlah peserta yang terbagi dalam tiga kelas. Instruktur memisahkan mereka menjadi tiga kelompok besar dan acara berakhir dengan foto bersama di Tugu Bermartabat Kampus UIN Alauddin Makassar.
Dalam upaya untuk meningkatkan identitas dan solidaritas organisasi, ketua tingkat kelas B menginisiasi pembuatan baju seragam latihan bagi semua anggota, yang dibiayai oleh masing-masing anggota.
Septiara Barokah Faisal, salah seorang peserta pelatihan, menyatakan bahwa dia memperoleh pengetahuan praktis yang berharga melalui mata kuliah pelayanan sosial bagi korban bencana, disabilitas, dan pengungsian yang diajarkan oleh Drs. H. Syakhruddin. DN, M.Si.
Melalui kegiatan Tagana ini, para peserta dapat memahami lebih dalam tentang pola penanganan korban bencana, teknik pertolongan, dan manajemen kegawatdaruratan saat menghadapi situasi yang tidak menguntungkan.
Ketua tingkat kelas A, Rasyidah Awaliah, yang lahir di Kabupaten Soppeng pada tanggal 28 Februari 2004, juga mengungkapkan betapa berharganya pengalaman yang dia dapatkan sejak mengikuti kegiatan Dasar-Dasar ke-Tagana-an berbasis kampus. Pendapat ini juga didukung oleh Taufik Hidayat dari Bone-Bone Luwu Utara.
Sementara itu, ketua tingkat kelas C, Resky Tri Amelia, yang berasal dari Rappokaleleng, menyatakan bahwa meskipun rumahnya jauh dari kampus, dia selalu menyempatkan waktu untuk hadir dan belajar bersama teman-teman tentang Tagana, yang memiliki semangat “Pantang Tugas Tidak Tuntas.”(sdn)