INIPASTI.COM, PAREPARE – Pengamat pemerintahan, DR Haikal Ali turut angkat suara menyimak konstalasi Pilkada di Sulsel, termasuk Pilwalkot Parepare. Komentar ini disampaikan usai debat kandidat putaran pertama, Kamis 29 Maret 2018 lalu. Ia menyebut bahwa petahana Wali Kota Parepare kurang empati. Olehnya ia menganggap, angin segar Pilkada Wali Kota 2018-2023 sepertinya berpihak kepada penantang (mantan Wakil Wali Kota Parepare periode 2013-2018) pasangan Faisal Andi Sapada-Asriady Samad (FAS).
“Sepertinya angin segar periode berikutnya punya FAS, penyebabnya salah satunya karena petahana cenderung kurang empati sama pasangan dan mengabaikan pendukung yang telah berjuang bersama pada periode sebelumnya,” ungkap Haikal.
Dosen Ilmu Pemerintahan IPDN itu menguraikan, masyarakat kota cenderung lebih rasional dalam mengarahkan pilihan. Masyarakat telah melihat sendiri, bagaimana pandangan dan perlakuan petahana selama ini dengan orang-orang yang pernah mendukung sebelumnya
“Sebenarnya petahana menciptakan kelemahan sendiri dengan kebijakan yang tidak empati dan cenderung merugikan. Ketidakmampuan menjaga hubungan dengan kolega termasuk secara sadar menciptakan lawan, membuat nilai petahana bisa berkurang. Hal ini bisa dilihat dari pergerakan pendukung petahana ke pihak lawan,” ungkap pengajar di Pascasarjana Umpar itu.
Pria dengan pengalaman birokrat 25 tahun itu menambahkan, seharusnya dengan kesempatan hampir lima tahun mengelola pemerintahan, banyak keunggulan yang bisa diraih petahana. Dia bisa memperlihatkan prestasi, perbanyak silaturahmi dan menghindari menambah lawan.
“Posisi ASN misalnya, sebelumnya banyak memihak ke petahana, saat ini tidak dapat diandalkan sebagai pemasok suara yang dominan seperti periode lalu. Dimata ASN, kini penantang dan petahana memiliki posisi yang sama untuk dipilih,” urainya.
“Karena itu saya berani menyampaikan, hanya incumbent yang gagal dalam pemerintahan lima tahun dijalani yang akan kalah dalam Pilkada atau kurang cerdas memaknai dan menghargai teman dan lawan politik. Kalau wali kota sukses, kan tidak perlu kerja keras meyakinkan pemilih, karena pemilih yang akan rugi jika tidak memilihnya,” tandasnya. (*)