INIPASTI.COM – Sejumlah pengusaha ternama telah bergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam persiapan Pilpres 2024. Para pengusaha ini memegang berbagai peran penting dalam struktur tim pemenangan yang meliputi pembina, pengarah, penasihat, pakar, dan koordinator relawan.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menjelaskan, “Atas izin Bapak Bacawapres dan Ketua kami, kami diminta untuk membacakan susunan TKN KIM (Komando Inti Matra) pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.”
Berikut ini adalah profil para pengusaha yang tergabung dalam tim gemuk TKN Prabowo-Gibran:
Aburizal Bakrie: Ical, sapaan akrabnya, pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla pada tahun 2004, sebagaimana dilansir di CNN Jakarta.
Ia memiliki latar belakang pendidikan di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada tahun 1973 dan berasal dari keluarga pengusaha. Orang tuanya, Achmad Bakrie, adalah pengusaha Lampung yang bergerak di bidang kopi, karet, dan lada sejak 1942 dengan perusahaan PT Bakrie Brothers.
Aburizal lebih memilih untuk mengembangkan perusahaan keluarganya dan memimpin Kelompok Usaha Bakrie pada periode 1992-2004. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi pengusaha dan pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) selama dua periode dari tahun 1994 hingga 2004.
Majalah Forbes Asia pernah menobatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia pada tahun 2007, dan majalah Globe Asia juga mengakuinya sebagai orang terkaya di ASEAN pada tahun berikutnya.
Hashim Djojohadikusumo: Hashim adalah putra dari Profesor Soemitro Djojohadikusumo, seorang ekonom ternama di Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi dan Menteri Riset dan Teknologi pada era Soeharto.
Hashim mengejar pendidikan tinggi di bidang Politik dan Ekonomi di Pomona College, California, AS, setelah menyelesaikan pendidikan dari SD hingga SMA di Eropa.
Dalam perjalanan kariernya, Hashim bekerja sebagai analis keuangan di sebuah bank investasi Prancis dan kemudian menjadi direktur di Indo Consult, salah satu perusahaan yang dimiliki oleh ayahnya.
Ia juga terlibat dalam bisnis perbankan, serta berinvestasi di berbagai sektor, termasuk perkebunan, tambang batubara, dan ladang migas. Forbes pernah menempatkannya sebagai salah satu orang terkaya di Asia pada tahun 2012, dengan kekayaan mencapai US$850 juta.
Putri Kuswisnu Wardani: Putri adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak tahun 2019. Ia adalah anak dari Mooryati Soedibyo, pendiri PT Mustika Ratu, perusahaan kosmetik nasional.
Di perusahaan ibunya, Putri telah menempati berbagai posisi penting, termasuk kepala Departemen Promosi dan Periklanan pada tahun 1986, manajer keuangan pada tahun 1988, dan wakil presiden direktur sejak tahun 1991.
Sejak tahun 2011, Putri telah mengambil alih kepemimpinan bisnis dari ibunya dan menjabat sebagai komisaris utama Mustika Ratu sejak tahun 2019 hingga saat ini.
Selain bisnis, Putri juga terlibat dalam kontes kecantikan nasional sebagai dewan pembina dan penasihat di Yayasan Puteri Indonesia. Pada tahun 2021, majalah fesyen Tatler Asia mencantumkannya dalam daftar “Asia’s Most Influential Indonesia” sebagai penghargaan bagi tokoh yang berpengaruh dalam industri fesyen dan kecantikan.
Putri meraih gelar Master of Business Administration dari National University, Inglewood, California, AS pada tahun 1990.
Maher Algadri: Maher dikenal sebagai pengusaha elit yang dikenal berkat perusahaan Kodel Group, yang merupakan salah satu konglomerat di Indonesia.
Kodel Group didirikan oleh sejumlah tokoh terkemuka seperti Fahmi Idris, Abdul Latief, Pontjo Sutowo, dan Jan Darmadi, dan bergerak di berbagai sektor, mulai dari agribisnis, perdagangan, perminyakan, perbankan, hingga properti.
Laporan Paradise Papers beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa Maher bersama Siti Hutami Endang Adiningsih, juga dikenal sebagai Mamiek Soeharto, merupakan pimpinan dan pemilik Spike South Sumatra Ltd., yang terkait dengan investasi di tempat yang disebut sebagai ‘surga pajak’ di luar negeri.
Theo Sambuaga: Theo menjabat sebagai presiden komisaris di PT Lippo Cikarang dan PT Lippo Karawaci. Ia telah menduduki posisi ini sejak beberapa tahun lalu dan merupakan tokoh penting dalam perusahaan-perusahaan tersebut.
Theo juga menjabat sebagai presiden komisaris di PT Multipolar dan wakil presiden komisaris di PT Matahari Putra Prima. Selain itu, ia juga telah menjabat sebagai presiden komisaris di PT First Media sejak tahun 2013.
Theo memiliki gelar Master di bidang International Public Policy dari John Hopkins University, Washington DC, AS, dan ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Indonesia.
Erwin Aksa: Erwin adalah pengusaha nasional yang mengikuti jejak ayahnya, Aksa Mahmud, bersama Bosowa Group. Ia lulus dari University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, dengan jurusan ekonomi pada tahun 1997. Setelah lulus, Erwin bergabung di Bosowa Corporation dan pada tahun 2006, ia diangkat menjadi komisaris utama Bosowa.
Bosowa Group merupakan salah satu konglomerat bisnis dengan kegiatan usaha yang mencakup otomotif, semen, pertambangan, energi, jasa keuangan, properti, dan pendidikan.
Erwin juga merupakan keponakan dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KADIN pada periode 2015-2020 dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada periode 2008-2011.
Erwin juga memiliki gelar Master di bidang International Public Policy dari John Hopkins University, Washington DC, AS, dan menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Indonesia.
Rosan Roeslani: Rosan telah dilantik oleh Jokowi sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tanggal 17 Juli 2023. Namun, ia kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri setelah bergabung di TKN Prabowo-Gibran.
Ia aktif sebagai pengusaha melalui Recapital Group dan pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pada periode 2015-2020. Selain itu, Rosan juga pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris dan Komisaris Independen di PT Bumi Resources Tbk., meskipun kemudian mengundurkan diri ketika ditunjuk oleh Jokowi sebagai wamen BUMN.
Rosan pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat pada Oktober 2021. Ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang Management, General Business, and Finance dari Oklahoma State University, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dan Master of Arts (MA) dari Antwerpen European University dengan predikat cumlaude.
Pandu Sjahrir: Pandu adalah keponakan dari Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan. Ia lahir di Boston dan mengejar pendidikan di Amerika Serikat, lulus dari program MBA di Stanford University’s Graduate School of Business.
Pandu bekerja di sektor finansial di New York, Hong Kong, dan Singapura sebelum memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada tahun 2010. Di Indonesia, ia membantu perusahaan tambang batu bara, PT TBS Energi Utama alias Toba Bara, untuk go public.
Pandu juga terlibat dalam bisnis sektor teknologi dan melakukan investasi awal di Sea, sebuah perusahaan yang dipimpin oleh Forrest Li, yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di Singapura.
Saat ini, Pandu juga menjabat sebagai Komisaris di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2023 dan berperan untuk mewakili para emiten.
Semua pengusaha ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam dalam berbagai sektor bisnis dan industri. Keberagaman ini akan menjadi aset penting dalam mendukung kampanye Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024 (sdn)