INIPASTI.COM – Perjuangan untuk membentuk Daerah Otonom Baru (DOB) Sulawesi Timur (Sultim) telah melewati hampir dua dekade, dengan berbagai kendala dan perubahan dinamika.
Meskipun awalnya ditolak oleh pemerintah pusat karena luas wilayah pemekaran yang lebih besar dari Provinsi induk Sulteng, kini DOB Sultim berada dalam tahap revisi draf di Kemendagri dan DPR RI, dan diharapkan dapat terealisasi setelah Pemilu 2024.
Awalnya, terdapat ketegangan terkait penentuan ibukota Sultim, terutama dengan tuntutan dari Poso untuk menjadi ibu kota. Namun, revisi draf terkini telah mengesampingkan Poso dari wilayah Sultim. Isu ini menjadi bagian integral dalam perjalanan pembentukan DOB Sultim.
Masyarakat Sultim merasa sangat mendesak untuk memiliki daerah otonom baru ini. Jarak yang sangat jauh antara ibu kota Sulteng di Palu dengan wilayah-wilayah di Sultim, seperti Banggai, Banggai Kepulauan, Morowali, dan Morowali Utara, menjadi kendala utama.
Perjalanan darat yang bisa mencapai 20 jam ke wilayah tersebut menghambat pembangunan dan menyebabkan ketimpangan pembangunan yang signifikan.
Meskipun Sulteng kaya akan sumber daya alam pertambangan, ketimpangan pembangunan dan jurang kemiskinan masih menjadi masalah serius di kawasan ini.
Masyarakat mendukung pembentukan DOB Sultim, terutama jika Kabupaten Morowali ditetapkan sebagai ibukota. Letak geografis yang strategis, berbatasan langsung dengan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan, serta jalur transportasi yang lancar, membuat Morowali dianggap sebagai pilihan yang tepat.
Wahid Hasan, seorang warga Morowali, menyatakan dukungannya terhadap pembentukan DOB Provinsi Sulawesi Timur. Sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Wahid merasa bahwa Morowali memiliki semua persyaratan untuk menjadi ibu kota DOB Sultim.
Irwan Arya dan Ahyar Lani, warga lainnya, juga menyuarakan harapan dan kesetujuan mereka terhadap wacana pemekaran Provinsi Sulawesi Timur, dengan menganggapnya sebagai langkah yang sangat cocok.
Perjalanan panjang menuju pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Sulawesi Timur menghadapi berbagai kendala dan perubahan dinamika.
Meskipun masih dalam tahap perjuangan, harapan dan dukungan masyarakat Sultim, khususnya terhadap Kabupaten Morowali sebagai ibu kota, menjadi pijakan kuat dalam merintis masa depan provinsi baru yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut (sdn)