INIPASTI.COM – Badai Matahari merupakan fenomena alam yang memiliki potensi dampak besar bagi kehidupan di Bumi. Sebuah studi dari perusahaan asuransi Lloyd’s of London pada tahun 2013 memperkirakan bahwa pemadaman listrik akibat badai Matahari besar dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, bahkan mencapai US$2,6 triliun hanya di Amerika Utara.
Dilansir dilaman CNN Indonesia, Hal ini disebabkan oleh kerusakan transformator tegangan ekstra tinggi yang sulit diganti serta pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Dampaknya juga akan meluas ke berbagai sektor ekonomi dan layanan, seperti pasar keuangan, perbankan, telekomunikasi, bisnis, layanan darurat, rumah sakit, pemompaan air dan bahan bakar, serta transportasi makanan.
Bahkan, sebuah studi dalam jurnal Space Weather pada tahun 2017 menemukan bahwa kerugian ekonomi harian akibat pemadaman listrik yang ekstrem dapat mencapai US$41,5 miliar di Amerika Serikat, ditambah dengan kerugian rantai pasokan global sebesar US$7 miliar.
Peristiwa Carrington pada tahun 1895 adalah contoh terkenal dari badai Matahari terbesar yang pernah tercatat. Badai Matahari ini mempengaruhi sebagian besar stasiun telegraf di Amerika Serikat, dengan gangguan magnetik yang luar biasa dan cahaya yang begitu terang sehingga membuat sebagian orang mengira dini hari sebagai pagi.
Fisikawan matahari seperti Hugh Hudson telah menjelaskan bahwa badai Matahari terjadi ketika energi magnetik yang menumpuk di Matahari tiba-tiba dilepaskan dalam bentuk solar flare dan lontaran massa korona (CME).
Solar flare ini dapat mengandung miliaran ton partikel bermuatan listrik yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, serta memicu arus listrik kuat di magnetosfer Bumi yang dapat mengganggu infrastruktur teknologi dan komunikasi.
Meskipun Peristiwa Carrington sangat dahsyat, peneliti mengatakan bahwa badai Matahari sebanding telah terjadi sejak saat itu. Namun, ada kemungkinan bahwa badai Matahari masa depan dapat memiliki dampak yang lebih besar, terutama jika terjadi superflare yang melepaskan energi jauh lebih besar dari Peristiwa Carrington.
Studi terbaru dalam jurnal Space Weather menunjukkan bahwa peristiwa setingkat Carrington kemungkinan terjadi setiap 100 hingga 1000 tahun sekali, tetapi kekuatannya tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Penelitian lain menunjukkan bahwa superflare yang 10 hingga 100 kali lebih kuat dari Peristiwa Carrington dapat terjadi setiap beberapa ribu tahun, tetapi mekanisme pastinya masih belum sepenuhnya dipahami.
Secara keseluruhan, badai Matahari besar merupakan ancaman yang nyata bagi infrastruktur dan kehidupan manusia di Bumi. Untuk itu, penelitian dan pemahaman lebih lanjut mengenai fenomena ini sangat penting untuk mengembangkan sistem perlindungan dan mitigasi risiko yang efektif (sdn)