INIPASTI.COM – Presiden Microsoft, Brad Smith, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), khususnya terkait masalah deepfake yang semakin nyata dan dapat menipu orang.
Deepfake merujuk pada video atau materi digital yang direkayasa menggunakan AI sehingga terlihat dan terdengar seperti aslinya.
Video dan gambar yang dimanipulasi ini dapat digunakan untuk tujuan berbahaya seperti penipuan keuangan, manipulasi politik, dan balas dendam.
Smith menekankan perlunya mengatasi masalah deepfake dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi orang dari konten yang dimanipulasi dengan maksud menipu menggunakan AI.
Ia menyampaikan hal ini dalam pidatonya di Washington yang dikutip oleh Reuters pada Jumat, 26 Mei 2023.
Kasus penipuan menggunakan teknologi deepfake juga telah terjadi di Tiongkok Utara. Seorang pria di kota Baotou, Mongolia Dalam, menjadi korban penipuan saat pelaku menggunakan teknologi deepfake untuk menyamar sebagai temannya dalam panggilan video.
Pelaku kemudian meminta pria tersebut mentransfer uang sebesar 4,3 juta yuan atau sekitar Rp 9 miliar. Korban tersebut melakukan transfer dengan keyakinan bahwa temannya memang membutuhkan uang pada saat itu.
Baru setelah itu, pria tersebut menyadari bahwa dia telah menjadi korban penipuan setelah temannya mengungkapkan ketidaktahuannya terhadap situasi tersebut.
Kasus ini mencerminkan bagaimana deepfake dapat disalahgunakan untuk tujuan penipuan yang merugikan individu.
Oleh karena itu, para pihak terkait perlu meningkatkan kesadaran akan ancaman deepfake dan mengembangkan langkah-langkah keamanan yang efektif untuk melindungi masyarakat dari penipuan semacam ini (sdn)