INIPASTI.COM, SUDIANG – Orangtua merupakan dua sosok yang tak bisa dilupakan. Jasa-jasa dan kasih sayangnya akan selalu terkenang dan terngiang dalam hati dan pikiran seorang anak. Khususnya sang ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan menyapih, serta merawat anak hingga tumbuh besar. Jika orangtua, apalagi ibu, telah meninggal dunia, tentu sebagai seorang anak akan merindukan sosok keduanya.
Rindu sosok sang ibu inilah yang dirasakan oleh Jemaah Calon Haji (JCH) asal Kota Makassar Sumarni Usman (26). Ia kehilangan seorang wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini sejak 8 tahun silam. Raut wajah sedih pun tak bisa terelakkan saat ia mengenang sosok yang sangat ia cintai itu. Betapa tidak, ia kehilangan ibundanya beberapa bulan setelah ia mendaftar haji di Kemenag Makassar 2010 silam.
Anak bungsu dari H Usman Ibrahim (50) ini pun berniat untuk mengumrahkan almarhumah Hj Ratu, ibunya. Selain merupakan kewajiban seorang anak, langkah itu ia tempuh dengan harapan bisa bertemu sosok wanita yang selama 8 tahun lamanya ia rindukan.
“Mau ambilkan umrah, karna bagi saya itu sudah kewajiban seorang anak. Selain itu, saya juga mau lihat ibu, karena katanya kalau kita mengumrahkan orang yang sudah meninggal, itu kita bisa dipertemukan kalau diminta,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat penerimaan JCH Kloter 9 Embarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, Minggu, (22/7/2018).
Terlepas dari itu, ia berdoa agar almarhumah bisa tenang di alam sana. Ia berharap agar ibadahnya ini bisa menjadi penolong ibu di alam selanjutnya. Dan menjadi salah satu bukti bakti dan balas jasa seorang anak kepada orangtuanya.
Sebab, wanita kelahiran Ujungpandang, 1 Februari 1992 ini juga telah menjadi seorang ibu. Sejak menikah dengan Ilham (29) tahun 2012 lalu, ia dikaruniai dua orang putri. Putri-putrinya masih kecil, Latifah Amirah Putri (5) dan Arsyilah Nur Qalbi yang masih berusia 4 bulan.
Meski anak-anaknya masih balita, ia harus rela meninggalkan kedua anaknya itu demi melaksanakan rukun Islam yang kelima ini. “Pasti berat rasanya, tapi sudah jalannya, mendapat panggilan saat anak masih balita. Jadi mau tidak mau harus ditinggal demi naik haji,” ujar alumnus SMK Negeri 8 Makassar ini.
Warga Jalan barukang, Kecamatan Ujungtana ini tergabung bersama JCH Sinjai dan Maluku Utara (Malut) dalam Kloter 9 Embarkasi Makassar. Ia bersama 444 JCH lainnya telah bertolak ke Madinah pada Senin, 23 Juli 2018 pukul 00.57 WITA.
“Semoga hajinya lancar, tidak ada kendala satu apapun itu. Dan semoga bisa kembali ke tanah air dengan predikat haji mabrur, amin,” tutupnya. (Sule)