INIPASTI.COM, TAKALAR- Adapun peristiwa Rabiul Awal, membawa kenangan hidup dan kehidupan umat islam, karena bertepatan dengan bulan Rabiul Awal, banyak peringatan umat Islam terlaksana, tapi Sayyid Djalaluddin menekankan hanyak tiga peristiwa Rabiul Awal yang dapat diuraikan.
Diantara peristiwa yang dimaksud, di antaranya: pertama dikala Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah, Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Saidina Ali bersama dengan Muhajirin dan Ansar memperingati 12 Rabiul Awal di Madinah, yang jatuh pada hari Jumat. Rasulullah pertama kali melaksanakan salat Jumat bagi umat Islam, maka dengan itu, peristiwa Rabiul Awal wajib menjadi kenangan umat Islam. Selesai salat Jumat dilanjutkan dengan peringatan terciptanya Nur, Ruh dan Akal, yang dikategorikan dengan Mauludu, Maulid dan Maulidon. Hari tersebut, tepat 12 Rabiul Awal 1 H/ 24 September 622 M.
Kedua, pada situasi yang menyedihkan atas kesatuan umat Islam, meninggalnya semua penghulu pejuangi islam, pengikut agama islam mulai mundur dan bertualang bagaikan anak ayam kehilangan induk. Maka kerajaan Arbelles, Raja Abu Said Al Musaffar, menggunakan inisiatif kerajaan untuk membukukan segala sesuatu langkah dan gerak situasi dan kondisi umat Islam terdahulu. Atas inisiatif Raja Abu Said Al Musaffar, datanglah seorang pria yang bernama Jafar dari bersanji menyodorkan satu buku, yang didalamnya terurai kisah Rasulullah SAW sejak lahir sampai akhir hayatnya.
Buku tersebut diteliti dan dan dianalisis oleh Raja Abu Said Al Musaffar, bersama dengan dewan peneliti kerajaan, dan buku tersebit hasil penelitian, memang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Buku tersebut mulai dibacakan pada waktu Raja Abu Said Al Musaffar melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tarikh 12 Rabiul Awal 211 H.