INIPASTI.COM – Pagi ini, dunia sastra Indonesia kehilangan sosok penyair ulung, Prof Dr Abdul Hadi WM, yang menghembuskan nafas terakhir pada pukul 03.36 WIB, Jumat, 19 Januari 2024.
Kabar sedih ini disampaikan oleh PGSI Universitas Paramadina, tempat beliau mengabdi sebagai guru besar dan dosen Program Studi Falsafah dan Agama.
“Innalilahi wa Inna ilaihi Raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah, Prof Dr Abdul Hadi WM (1946-2024), semoga Almarhum berpulang dalam keadaan husnul khatimah,” ungkap PGSI Paramadina dalam ucapan duka cita.
Abdul Hadi WM, lahir di Madura pada tahun 1946, meninggalkan jejak karya yang mendalam dalam dunia sastra Indonesia. Salah satu puisi terbaiknya, berjudul “Madura,” bahkan meraih Hadiah Puisi Terbaik II Majalah Sastra Horison.
Karyanya mencakup berbagai tema, namun beliau dikenal sebagai sosok yang sering mengangkat tema sufi dan keindahan Madura dalam karyanya.
Sebagai sastrawan dan budayawan, Abdul Hadi WM menorehkan pengaruhnya dalam kajian sufistik, kesusastraan Melayu Nusantara, dan pandangannya terhadap Islam serta pluralisme.
Karya-karyanya yang kaya makna antara lain “Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik” (Pustaka Firdaus, 1999) dan “Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya” (Pustaka Firdaus, 1999).
Melalui akun resmi Instagram Universitas Paramadina, mereka menulis, “Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran serta keikhlasan.”
Abdul Hadi WM bukan hanya meninggalkan karya-karya sastra yang mendalam, tetapi juga warisan berupa buku kumpulan puisi, seperti “At Last We Meet Again,” “Arjuna in Meditation” (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Darmanto Yatman), “Laut Belum Pasang,” “Meditasi,” “Cermin,” dan banyak lagi. Beliau juga dikenal sebagai penulis dongeng anak-anak.
Kehilangan Abdul Hadi WM adalah kehilangan besar bagi perjalanan sastra Indonesia. Semoga warisan intelektual dan kebijaksanaan yang beliau tinggalkan akan terus menginspirasi generasi mendatang. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un (sdn)