INIPASTI.COM – Pango-Pango, sebuah destinasi yang sebelumnya indah dan menawan di Kelurahan Pasang, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kini menjadi saksi kehancuran dan duka. Puncaknya yang megah kini diselimuti oleh tragedi yang menyayat hati.
Pada Minggu, 14 April 2024, wilayah Tana Toraja diguncang oleh sebuah bencana tanah longsor yang mengakibatkan setidaknya 14 nyawa melayang. Dua orang lainnya masih belum ditemukan, meninggalkan keluarga dan kerabat dalam kegelisahan yang mendalam.
Kejadian tragis ini dipicu oleh hujan deras dengan intensitas tinggi, yang menyebabkan longsor melanda empat rumah di dua desa berbeda. Wilayah objek wisata Pango-Pango, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu yang terdampak paling parah oleh bencana alam ini.
Informasi terbaru yang dihimpun dari sumber-sumber lokal menunjukkan bahwa upaya penyelamatan dan pencarian korban masih terus dilakukan dengan penuh dedikasi. Namun, keadaan semakin memprihatinkan dengan ditemukannya lebih banyak korban yang meninggal dunia, meninggalkan luka yang mendalam bagi komunitas setempat.
Kapolres Tana Toraja, AKBP Malpa Malacoppo, bersama timnya terus memantau situasi di sekitar lokasi kejadian, sementara masyarakat diperingatkan untuk tetap waspada terhadap ancaman bencana, khususnya pada musim penghujan yang seringkali membawa dampak yang merugikan.
Pemerintah setempat juga turut bergerak cepat dalam menanggapi tragedi ini. Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian ini, sambil langsung berangkat ke lokasi untuk memberikan dukungan moral kepada keluarga korban dan memastikan proses evakuasi berjalan lancar.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, longsor tersebut terjadi di dua titik berbeda, yaitu di Kelurahan Manggau dan Lembang Randan Batu. Korban yang telah berhasil dievakuasi dan yang masih dalam pencarian semakin menambah kesedihan yang melanda.
Sebagai bentuk penghormatan kepada para korban, berikut adalah beberapa nama yang harus kita kenang:
Dala (L / 40 Thn)
Marta Bine’ (P / 33 Thn)
Putri (P / 5 Thn)
Reno (L / 2 Thn)
Wiris (Dado’), (L / 12 Thn)
Marsel Oda (L / 16 Thn)
Agustinus Bongga (L / 20 Thn)
Mala’ (L / 60 Thn)
Baru (L / 40 Thn)
Edi’ (L / 15 Thn)
Martinus Kottong (L / 35 Thn)
Aco’ (L / 37 Thn)
Mase’ (L / 38 Thn)
Jimmy (L / 27 Thn)
Dan untuk dua jiwa yang belum ditemukan:
Sopia (P / 23 Thn)
Gea (P / 13 Thn)
Kita juga mendoakan kesembuhan bagi yang sedang dalam perawatan, semoga mereka segera pulih dan dapat kembali kepada keluarga mereka.
Tragedi ini adalah pengingat yang menyakitkan akan kekuatan alam yang tak terduga, serta pentingnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bencana.
Semoga, dengan dukungan dan solidaritas kita, komunitas Tana Toraja dapat pulih dari tragedi ini dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya (sdn)