INIPASTI.COM, MAKASSAR – Keturunan orang-orang Suppa, Kabupaten Pinrang atau lebih dikenal dengan sebutan Wija To Suppa bertekad untuk menciptakan generasi unggul. Salah satu fokusnya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pada sektor pendidikan, khususnya bagi para mahasiswa yang berasal dari Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.
Tujuan tersebut menjadi notulensi pertemuan Wija To Suppa di lantai 17 Unismuh Makassar, Kamis, 27 Februari 2020 kemarin. Sang inisiator pertemuan, Prof Dr Ir H Hatta Fattah MSi menegaskan keinginan Wija To Suppa untuk membangun Suppa menjadi daerah yang maju dan bermartabat.
“Banyak ide besar besar yang berkembang kemarin. Agar dapat diwujudkan, perlu dirumuskan secara operasional. Ide besar tersebut membuat saya harus berfikir keras karena perlu dibuat satu rumusan utuh dan satu kesatuan integral membangun Suppa yang maju dan bermartabat,” tegas Prof Hatta.
Menurutnya, yang menjadi langkah prioritas adalah pembangunan Asrama Suppa di Makassar. Selain itu, kata dia, perlu adanya wadah Wija To Suppa secara melembaga dan formal.
“Saya coba tafsirkan, ini perlu diaktenotariskan sehingga kalau demikian bentukannya berupa yayasan. Jika yayasan dibentuk, apakah tidak sebaiknya yayasan ikut mengelola asrama sehingga permasalahan kebersihan dan perawatan tidak sepenuhnya dibebankan kepada mahasiswa sehingga mereka hanya fokus belajar sebagai bagian kecil dari upaya Wija To Suppa mempersiapkan generasi unggul,” jelasnya.
Akan tetapi, Wakil Rektor V Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini mengakui bahwa hal itu bukanlah perkara mudah. Katanya, perlu ada sumber pendapatan agar yayasan tersebut bisa tetap hidup. Salah satunya dengan membuat unit usaha di berbagai daerah.
“Jika demikian, Yayasan Wija To Suppa (nama belum definitif) perlu sumber pendapatan baru. Termasuk memulai mempersiapkan unit usaha. Tidak hanya di Suppa atau Pinrang ataupun di Makassar, tetapi kemungkinan ekspansi hingga ke Penajam sebagai Ibu Kota Negara,” tekannya.
Untuk diketahui, kegiatan ini diinisiasi oleh Prof Hatta dan Dr Ir Saiful Saleh. Pertemuan tersebut dihadiri oleh keturunan orang Suppa dari berbagai kalangan, aktivis hingga anggota dewan. Di antaranya, Andi Tanrasula Wanreng, Faisal Syahruddin, Alfrianto Arsyad, Alimuddin, Ahmad Ismail, Akmal Ismail, Andi Rista, Zulfitriani Mustaka, Said Jalil, Ashab, Rijal Sappe, Hartono, dan lain sebagainya.
(Sule)