INIPASTI.COM, GOWA – Seorang mahasiswa mengecat tubuhnya dengan warna hijau. Di sampingnya ada dua ban yang dibungkus kain. Satu berwarna hijau dan satunya berwarna putih. Di dada mahasiswa yang berambut gondrong itu tertulis kata UIN. Di sekelilingnya ditutupi dengan kain putih berbunyi : ‘Stop Eksploitasi. Petisi Tolak Parkir Berbayar. Mahasiswa Bukan Lahan Bisnis!!!’.
Baca juga : UINAM Terapkan Parkir Berbayar, Ombudsman Sulsel : Itu Tidak Etis!
Situasi itu menjadi gambaran dari aksi teatrikal yang dilakukan beberapa mahasiswa. Mereka menggelar aksi ini, Selasa (29/11) untuk menolak parkir berbayar yang akan diberlakukan oleh pihak kampus UIN Alauddin Makassar.
Mahasiswa yang melakukan teatrikal itu kemudian berteriak mengatakan kalau birokrasi UINAM melihat kepala mahasiswanya sebagai uang.
“Birokrasi melihat kepala kalian sebagai uang, olehnya itu kita harus menuntut dan menolak parkir berbayar ini, mari kita lakukan aksi bersama-sama kawan,” tandasnya seraya memanggil mahasiswa lain melakukan aksi tersebut.
Di kelilingi ratusan mahasiswa UINAM yang sebagian menggunakan jas almamater berwarna hijau, mereka juga menggelar aksi unjuk rasa di Kampus II Samata. Mereka juga mengelilingi beberapa fakultas untuk menyuarakan protes terhadap sistem parkir tersebut.
Para mahasiswa terdiri dari gabungan organisasi intra kampus, seperti; Dema, BEM, dan HMJ. Koordinator Lapangan, Kefa,mengungkapkan kalau mereka menolak keras program itu.
“Tentu itu merugikan mahasiswa, makanya kami mengampanyekan lewat aksi, agar ini tidak diberlakukan,” ujar Kefa berorasi.
Menurut Kefa, program parkir berbayar itu dianggap sebagai ladang bisnis karena melibatkan perusahaan parkir.
“Kami berkeyakinan program ini ada unsur bisnisnya karena melibatkan PT Auto Parking,” ungkap kefa dalam aksinya.
Meski sudah dijelaskan teknis pemberlakuan parkir berbayar tersebut oleh pihak kampus. Namun, ia menganggap itu hanya upaya pihak kampus untuk mempermudah awal jalannya parkir berbayar.
“Pihak kampus sudah menjelaskan, untuk karcis itu cuman Rp1.000 kendaraan bermotor dan berlaku satu hari. Tapi saya yakin, ini hanya untuk mempermulus langkah awalnya. Siapa yang tahu ke depannya akan berubah lagi,” tambahnya.
Sementara salah seorang mahasiswa, Lin, juga ikut menolak program tersebut. “Saya juga tidak sepakat, memang cuman Rp1.000, tetapi kali banyak. Pokoknya saya tidak setuju,” pungkasnya.(*)
Baca juga : Alasan UINAM Berlakukan Parkir Berbayar
//